RANCAH POST – Karangkamulyan merupakan salah satu situs purbakala dan situs arkeologi yang terletak di Kabupaten Ciamis, tepatnya terletak di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Karangkamulyan peninggalan kerajaan Galuh di Ciamis merupakan situs bersejarah yang mempunyai corak agama Hindu-Budha.
Berbicara mengenai situs Karangkamulyan, maka tidak akan terpisahkan dengan sebuah legenda mengenai Ciung Wanara yang erat kaitannya dengan kerajaan Galuh. Cerita tentang Ciung Wanara sendiri banyak sekali diisi dengan beberapa kisah heroisme, dimana Ciung Wanara disebutkan memiliki kekuatan dan kesaktian yang tiada tara dibandingkan manusia pada umumnya.
Luas situs Karangkamulyan sendiri sekitar 25 hektar yang di dalamnya tersimpan berbagai benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan Galuh yang sebagian besar berbentuk batu. Posisi batu-batu tersebut sendiri terpisah satu sama lainnya, bentuknya pun berbeda-beda. Batu-batu itu sendiri tersimpan dalam sebuah bangunan yang tersusun dari tumpukan batu yang hampir mirip.
Batu-batu itu sendiri menyimpan kisahnya masing-masing, nama-nama dari batu-batu tersebut pun berbeda-beda. Nama-nama dari batu-batu tersebut merupakan pemberian dari masyarakat yang kemudian dihubungkan dengan kerajaan Galuh.
Sanghyang Bedil
Sanghyang Bedil adalah tempat atau ruangan yang dikelilingi dengan tembok yang tingginya kira-kira 80 cm. Pintunya yang menghadap ke utara berfungsi sebagai sekat. Di dalam Sanghyang Bedil ini terdapat dua menhir yang memperlihatkan tradisi megalitik.
Dari penuturan warga sekitar, biasanya Sanghyang Bedil ini dijadikan sebagai bentuk pertanda akan adanya sebuah peristiwa.
Tempat sabung ayam atau penyabungan ayam
Lokasi penyabungan ayam ini posisinya tak jauh dari Sanghyang Bedil, sekitar lima meter. Masyarakat menyebutnya sebagai tempat sabung ayam antara Ayam Ciung Wanara dan Ayam Raja. Tempat ini pun digunakan sebagai tempat untuk memilih seorang Raja yang pemilihannya dilakukan dengan system demokrasi.
Simbol atau lambang peribadatan
Simbol atau lambang peribadatan ini bentuknya berupa sebuah batu, tetapi sebagian masyarakat menyebutnya sebagai fragmen candi, ada pula yang menyebutnya dengan stupa. Lambang peribadatan ini merupakan peninggalan agama Hindu yang dihiasi dengan pahatan sederhana yang indah. Meski lambang peribadatan ini warisan agama Hindu, susunan batunya sendiri merupakan warisan budaya megalitik.
Tempat bersandar atau panyandaran
Panyandaran sendiri dalam bahasa Indonesia artinya tempat bersandar. Menurut cerita, tempat ini merupakan tempat bersandarnya Dewi Naganingrum selama empat puluh hari setelah melahirkan Ciung Wanara yang kemudian Ciung Wanara ini dihanyutkan ke Sungai Citanduy. Panyandaran ini bisa juga disebut sebagai tempat kelahirannya Ciung Wanara.
Cikahuripan
Cikahuripan berbeda dengan semua tempat yang ada di situs Karangkamulyan. Cikahuripan sendiri merupakan sumur yang posisinya persis berada pada pertemuan aliran dua sungai, yaitu sungai Cimuntur dan sungai Citanduy.
Sumur Cikahuripan ini disebut sebagai sumur abadi karena airnya yang tak pernah mengering. Cikahuripan sendiri diartikan sebagai lambang kehidupan.
Makam Adipati Panaekan
Makam Adipati Panaekan ini bukanlah benda peninggalan arkeologis seperti benda lainnya yang ditemukan di situs Karangkamulyan semisal Sanghyang Bedil. Makam ini merupakan makam seorang Raja Galuh bernama Adipati Panaekan yang pusat kerajaannya sendiri ada di Cineam. Gelar Adipatinya sendiri merupakan pemberian dari Raja Mataram, Sultan Agung.
Itulah beberapa tempat bersejarah yang bisa Anda temukan bila berkunjung ke situs Karangkamulyan peninggalan kerajaan Galuh di Ciamis. Meski tidak ditetapkan sebagai salah satu objek wisata di Ciamis, tempat ini terbuka untuk umum. Di situs ini juga bisa kita temukan sebuah Gong yang merupakan simbol perdamaian dunia.
Bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke situs Karangkamulyan tidak perlu khawatir kepanasan, situs ini sendiri berhawa sangat sejuk dengan banyaknya rimbunan pepohonan yang sangat besar, rimbun bambu pun sangat banyak ditemukan di situs Karangkamulyan ini.