RANCAH POST – Hingga Jum’at (12/2) kemarin, ribuan guru honorer kategori 2 menjejali Istana Negara. Mereka menuntut janji pemerintah yang akan mengangkat mereka menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Namun sepertinya para guru yang melakukan demonstrasi sejak Rabu (10/2) harus bersabar, pasalnya mereka belum juga berhasil bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Bukan itu saja, di hari terakhir demo, tak sedikit dari guru dan pegawai honorer yang bertumbangan. Bahkan dilaporkan ada 5 orang yang dinyatakan meninggal dunia.
Namun Titi Purwaningsih memastikan, kelima orang guru honorer tersebut tidak meninggal saat berlangsungnya demonstrasi. Titi pun mengaku telah mendapat laporan mengenai anggotanya yang meninggal dunia.
“Dipastikan mereka bukan meninggal saat melakukan aksi, bisa saja saat menjalani perawatan atau faktor lainnya,” ucap Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia tersebut.
Titi pun mengungkapkan, dari lima honorer yang dikabarkan meninggal, satu orang dilaporkan meninggal dunia dalam perjalanan, ia berasal dari Cipara dan merupakan salah satu koordinator lapangan Forum Honorer K2 Indonesia. Satu orang lainnya meninggal sesaat setelah melahirkan, diduga ia kelelahan setelah mengkoordinir rekan-rekannya untuk berangkat demo ke Jakarta. Sementara tiga orang lainnya meninggal dalam perjalanan pulang selepas demo, mereka berasal dari Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Masih kata Titi, guru dan pegawai honorer yang memperjuangkan nasibnya itu banyak yang tidur di masjid, emperan toko, pelataran parkir, dan tempat-tempat lainnya. Tak sedikit dari mereka yang datang dari jauh dan sudah berumur tua.
Kami masih berkoordinasi, apalagi saya baru keluar Istana. Tapi laporan atas meninggalnya 5 orang itu memang benar. Sejak tanggal 10 Februari hingga hari ini (Jumat) sudah 5 orang meninggal, baik itu dalam perjalanan pergi atau pulang demo. Tapi saat demo berlangsung, tak ada yang meninggal.
1 Komentar
semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT