RANCAH POST – Kita ketahui salah satu letusan gunung terdahsyat di dunia adalah letusan Gunung Tambora di tahun 1815. Letusannya mampu membuat sebagian wilayah di dunia tertup oleh asap tebalnya.
Sekarang, amarah Tambora telah mereda. Kepongahannya telah luluh lantak. Ia jadi ramah untuk didaki. Bahkan, pendakian menuju Tambora termasuk populer dan mengundang nyali.
Ia bahkan disebut-sebut sebagai pendakian paling menggairahkan setelah Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Sudah banyak pendaki yang berhasil meluluhkan kepongahannya. Sampai ke puncaknya.
Menuju ke sana pun tak lagi sulit. Dari Lombok, teruskan perjalanan menuju Bima, lalu Sumbawa. Temukan Desa Pancasila, pos pertama pendakian.
Untuk para pemula, ada pemandu dan jasa pengangkut barang yang bisa disewa. Dari situ menuju puncak Tambora, butuh waktu delapan hingga sembilan jam.
Pendakian diawali dari dataran rendah yang cukup panas, sehingga tak diperlukan pakaian hangat. Tak perlu pula khawatir keringat. Sebab, ada sumber air bersih yang bisa ditemui tak jauh dari Desa Pancasila.
Disarankan, pendakian dimulai saat matahari mulai memunculkan diri. Di penghujung hari, sudah bisa sampai di puncak. Banyak daerah berpasir yang cocok untuk mendirikan tenda. Tepian kaldera sudah melegenda sebagai tempat terbaik berkemah.
Dari situ, bisa terlihat matahari jingga yang melesat bersembunyi ke balik Tambora. Gunung yang dulunya berdiri gagah dan kaki-kakinya menancap kuat ke bumi itu, diselimuti hutan lindung lebat berwarna khas alam: hijau dan cokelat. Panorama yang memesona.
Jika tak sempat sampai di malam hari, masih ada pos 3 yang bisa dijadikan tempat menggelar tenda. Lengkap dengan sumber airnya. Jaraknya sekitar lima jam dari Desa Pancasila.