Di tengah kepanikan akibat wabah virus corona (COVID-19) yang kian menyebar ke berbagai penjuru dunia, masyarakat kembali dibuat terkejut dengan munculnya virus lain yang disebut hantavirus dengan gejala mirip flu.
Kabarnya virus tersebut menjangkit seorang warga di China hingga menyebabkan dirinya tewas. Oleh sebab itu, beberapa waktu lalu tagar #hantavirus digaungkan oleh para warganet yang panik akan virus tersebut.
Namun sebenarnya virus ini sebenarnya bukanlah hal yang baru, bahkan sudah ada jauh sebelum SARS-CoV-2 menjadi pandemi di dunia. Virus ini menyebar melalui tikus dan dapat menimbulkan berbagai sindrom penyakit pada manusia.
Jika seseorang mengalami virus hanta, yang akan terjadi adalah timbulnya gangguan pada sistem pernapasan atau biasa disebut Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS).
Selain itu, virus hanta juga bbisa menyebabkan demam berdarah dengan sindrom ginjal atau Hemorrhagic Fever dengan Renal Syndrome (HFRS).
Hantavirus bisa menyebar ke manusia melalui kontak langsung dengan urine, air liur, kotor, dan bisa juga dengan gigitan dari inang yang terinfeksi.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), menjelaskan bahwa hewan pegerat biasanya menjadi inangt setiap serotipe virus hanta.
Lalu, bagaimana gejala-gejala hantavirus itu apabila menginfeksi manusia? Berikut pembahasannya untuk Anda.
Gejala Hantavirus
Melansir dari Liputan6.com, gejala awal seseorang mengalami Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) yakni, otot terasa pegal seperti pada bagian pinggul, paha, dan punggung.
Selain itu, mereka juga akan merasakan kelelahan, demam, panas dingin, mual, sakit kepala, muntah, bahkan diare disertai batuk dan sesak napas.
Cukup sulit untuk mengetahui seseorang mengalami HPS karena memang gejala awalnya mirip dengan sakit flu pada umumnya.
Untuk lebih lanjut, pasien biasanya mengalami demam dan kelelahan serta punya riwayat berintaksi dengan hewan pengerat. Menurut CDC, setetes kecil yang sudah terkontaminas virus bisa masuk ke udara.
Apabila udara yang terinfeksi itu terhirup oleh manusia, atau kontak langsung dengan tikus atau binatang pengerat, menyentuh urine dan kotoran mereka, kemungkinan orang tersebut bisa terinfeksi virus ini.
Untuk menangani seseorang yang terinfeksi hantavirus masih belum ada perawatan khusus, penyembuhan, juga vaksin bagi HPS.
Akan tetapi, pasien hantavirus apabila mendapat perawatan medis sejak awal memiliki peluang sembuh lebih besar.
Biasanya dalam perawatan tersebut para pasien terinfeksi hantavirus akan diintubasi dan mendapatkan terapi oksigen untuk membantunya yang mengalami gangguan pernapasan akut.
Kendati demikian, hantavirus tidak sama seperti virus corona COVID-19. Dalam banyak kasus, hantavirus tidak menular melalui sistem pernapasan.
Penyebaran hantavirus bisa terjadi hewan pengerat mengigit manusia, menyentuh langsung atau barang-barang yang terkena urine, air liur dan kotoran hewan pengerat, lalu manusia mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi tinja tikus.
Perlu Anda ketahui juga, hantavirus tidak menular meski pasien duduk di bus bersama penumpang lainnya karena kemungkinan menginfeksi orang cukup kecil. Virus ini akan menular jika manusia berinteraksi langsung dengan hewan pengerat.
Jika di lingkungan tempat tinggal Anda banyak hewan pengerat, dan terpapar kotoran, urine dan liurnya lalu mengalami gejala-gejala seperti demam, nyeri otot, dan gangguan pernapasan, segeralah pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.
BACA JUGA:Â Gejala Virus Corona dan Bedanya dengan Sakit Pilek/ Flu
Itu dia teman-teman, apa itu hantavirus, gejala, serta proses penularannya. Tetap jagalah kebersihan dan hindari kontak langsung dengan hewan pengerat untuk mencegah terjadinya infeksi. Semoga bermanfaat.