RANCAH POST – Boris Johnson, mantan Menteri Luar Negeri Inggris menolak menyampaikan permohonan maaf terkait ucapannya soal burqa.
Boris Johnso menyebutkan bahwa Muslimah yang mengenakan burqa seperti kotak surat berjalan, Boris juga membandingnkan pemakai burqa dengan perampok bank.
Meski didesak sejumlah pihak untuk meminta maaf, Boris tidak ingin memita maaf. Menurut Boris, serangan atas pendapatnya merupakan sebuah kekonyolan. Demikian diutarakan sumber terdekat Boris.
Pernyataan Boris Johnson yang menyebut Muslimah yang memakai burqa seperti kotak surat dalam artikel Daily Telegraph sendiri memicu kritik tak hanya dari kelompok Muslim, tapi juga dari partai oposisi dan anggota parlemen.
Dalam pernyataanya dalam artikel itu, Boris Johson menuturkan bahwa burqa memang tidak semestinya dilarang, namun memakainya adalah konyol.
Lord Sheikh, pendiri Forum Muslim Konservatif menyebutkan permintaan maaf saja tidak cukup, Boris seharusnya dicopot dari posisinya dari anggota Partai Tory sehingga tidak bisa mewakili partai tersebut.
Sedangkan menurut Ketua Partai Konservatif, Brandon Lewis, dan Menteri Luar Negeri Alistair Burt, pernyataan Boris Johnson tersebut sangat menyinggung.
Sementara itu, PM Inggris Theresa May mendesak agar Boris Johnson menyampaikan permintaan maaf soal burqa yang dilontarkannya pada sebuah artikel majalah tersebut.
“Istilah yang dipakai Boris untuk mendeskripsikan penampilan seseorang itu memang sudah menyinggung,” ujar May, Rabu (8/8/2018).
“Siapa saja mempunyai hak untuk mengamalkan ajaran agama mereka. Dalam kasus burqa dan niqab ini, saya percaya setiap perempuan bisa memilih bagaimana cara mereka berpakaian,” tambah May.
BACA JUGA: Denmark Resmi Berlakukan Larangan Cadar di Tempat Umum, Wanita Ini Didenda Rp2,3 Juta
May menegaskan, setiap wanita bebas memakai pakaian yang mereka sukai. “Mereka yang memutuskan bagaimana cara berpakaian, bukan orang lain,” tukas May.