RANCAH POST – Walikota Venesia Luigi Brugnaro memerintahkan penembak runduk atau sniper menembak mati warga yang meneriakan ‘Allahu Akbar’ di alun-alun Santo Markus.
Brugnaro mengatakan, perintah itu disampaikan usai dirinya bertemu dengan delegasi pemikir baru-baru ini. Perintah tersebut, ucap Brugnaro, mendapat sambutan positif dari para delegasi.
Walikota Venesia Luigi Brugnaro tak ingin mengambil resiko pelaku yang meneriakkan takbir itu berhasil melancarkan serangannya,
“Mereka menyebut ingin bertemu dengan Tuhan. Maka dari itu kami kirim mereka langsung menghadap Tuhan tanpa perlu melemparkannya ke jembatan,” kata Brugnaro, dilansir The Sun, Rabu (23/8/2017) silam.
“Ada empat tersangka yang sudah kita tangkap beberapa bulan ke belakang di Venesia, mereka berniat meledakkan Jembatan Rialto,” lanjut dia.
BACA JUGA: Menewaskan Ratusan Warga, Ini Potret Dahsyatnya Gempa Italia
Jembatan Rialto sendiri merupakan ikon kota Venesia. Adapun keempat tersangka yang hendak meledakkan jembatan itu merupakan 3 orang warga berdarah Kosovo dan seorang anak.
Secara politik, Luigi Brugnaro mengatakan bahwa dirinya bisa saja salah. Tapi faktanya, ujar dia, hal itu benar.
Pernyataan Brugnaro tersebut disebutkan berkaitan erat dengan masuknya imigran dari Afrika Utara ke Italia yang dengan tegas ditolak olehnya.
“Oleh karenanya kita pun memerlukan angkatan laut untuk menghalau orang-orang dari Afrika Utara masuk ke Italia,” ujar dia.
Di Italia, perintah Luigi Brugnaro menembak mati seseorang yang meneriakan ‘Allahu Akbar’ dengan maksud mencegah aksi ekstrimis tersebut menjadi pemberitaan di sejumlah media, baik lokal maupun internasional.