RANCAH POST – Tepat di Bandara Dulles, Washington, seorang bocah laki-laki berusia lima tahun diborgol selama 5 jam. Tak sendiri, bocah asal Maryland AS itu ditahan bersama dengan ratusan orang yang tiba di bandara tersebut dan harus menjalani pemeriksaan ketat sesuai dengan perintah eksekutif Trump perihal kebijakan imigran dari Timur Tengah dan Afrika.
Senator Chris Van Hollen mengungkapkan pemborgolan yang dialami bocah tak berdosa tersebut. Bocah yang tidak disebutkan identitasnya itu harus merasakan kebijakan imigrasi yang diterapkan Donald Trump terhadap warga asing yang berasal dari tujuh negara Muslim di Afrika dan Timur Tengah.
Van Hollen menuturkan, perlakuan terhadap anak kecil tersebut sangat keterlaluan. Bahkan ketika dirinya menelepon untuk mengetahui apakah anak itu sudah dibebaskan atau belum, pihak berwenang menolak untuk memberitahu dirinya.
Berkenaan dengan pemborgolan bocah lima tahun selama lima jam yang tercatat sebagai warga Amerika Serikat itu, Gedung Putih pun buka suara bahwa anak kecil sekalipun bisa menjadi ancaman. “Adalah sesat dan keliru berasumsi bahwa hanya karena usia dan jenis kelamin seseorang tidak menimbulkan ancaman,” ujar Sean Spicer, juru bicara Gedung Putih, sebagaimana dilansir Daily Mirror, Selasa, 31 Januari 2017.
Penyebab bocah itu harus menjalani pemborgolan dan pemeriksaan ketat dikarenakan ibunya kelahiran Iran, salah satu negara negara yang warganya dibatasi bahkan dilarang masuk ke Amerika Serikat.