RANCAH POST – Warga Aleppo yang wilayahnya berhasil direbut pasukan pemerintah Suriah menuding bila bantuan yang seharusnya diperuntukkan bagi mereka dirampas oleh para pemberontak.
Warga menyebutkan bahwa mereka mendapati bantuan berupa makanan dan perlengkapan lainnya di sebuah sekolah yang dijadikan kantor pusat oleh kelompok Jaish al-Islam di distrik al-Kalasa.
Jaish al-Islam sendiri diketahui sebagai koalisi yang diduga didukung Arab Saudi dalam perang saudara yang terjadi di Suriah. Oleh Rusia dan Suriah, kelompok ini ditetapkan sebagai kelompok teroris. Kelompok Jaish al-Islam juga mendapat tuduhan sebagai pelaku kekejaman terhadap warga sipil.
“Mereka melarang kami untuk melakukan semuanya, tidak ada susu, daging, bahkan lemon. Mereka melarang kami memasak,” ujar Hanan al-Salem, perempuan warga Aleppo yang mendatangi sekolah itu, dilansir euronews, Senin (26/12/2016).
Amer, warga lainnya mengutarakan hal yang sama. “Semuanya mereka simpan di sini. Mereka tidak memperbolehkan kami memakan sepotong roti sekalipun. Kami mati kelaparan dan harus tidur dengan perut kosong,” ucap Amer.
Sementara itu, dalam video yang dirilis euronews, memperlihatkan salah satu bantuan yang disita pemberontak merupakan bantuan yang yang berasal dari Indonesia. Dalam kardus bantuan itu tertulis Indonesian Humanitarian Relief (IHR), salah salu lembaga non pemerintah yang dikelola tokoh masyarakat, paralegal, dan aktivis kemanusiaan.