RANCAH POST – Secara historis, Gurkha adalah satuan tentara yang berperang di pihak Inggris dan berasal dari Nepal. Gurkha adalah pasukan yang dikenal karena memiliki kekuatan dan keberanian ketimbang satuan tentara yang lainnya.
Di abad kesembilan belas, Inggris menyebut Gurkha sebagai ras yang agresif kala bertempur dan suka berperang. Mereka dikenal memiliki kesetiaan, kemandirian, kedisplinan, keuletan, keberanian, dan kekuatan militer. Selama perang dunia pertama saja, mereka memenangkan sekitar 2000 pertempuran dengan gagah berani.
Adapun sebagaimana dilansir arhistoryonline.com, bagi Inggris, tentara Gurkha merupakan tulang punggung mereka dalam pertempuran di Burma. Pasukan ini disebutkan bertempur dengan sengit melawan Jepang pada 13 Mei 1945 di sisi sungai Irrawaddy.
Adalah Lachhiman Gurung beserta dengan detasemennya yang kala itu menghadapi serangan 200 tentara Jepang yang diarahkan ke posisi Gurung yang berada di gunung. Pihak Jepang menyerang Gurung beserta dengan pasukannya dengan melemparkan sejumlah granat ke arah lubang persembunyian Gurung dan pasukannya.
Lachhiman Gurung pun dengan tenang melemparkan kembali sejumlah granat ke arah musuh. Namun salah satu di antaranya kemudian meledak dan melukai tangannya yang menyebabkan beberapa jari tangannya hancur. Tulang lengan kanannya pun retak dengan wajah dan paha yang juga terkena serpihan granat.
Akibat ledakan granat itu pula, pasukan Lachhiman Gurung lumpuh tak berdaya. Gurunglah yang kemudian memikul tanggung jawab mempertahankan posisinya tersebut. Dengan tangan kiri, ia ambil senapan dan menembaki beberapa pasukan Jepang yang mendekat ke arahnya.
Dengan tubuh yang berdarah, selama empat jam Gurung menahan serangan yang dilancarkan tentara Jepang hingga akhirnya serangan itu mereda saat matahari terbit. Dari jumlah 200 tentara Jepang yang menyerbunya, 87 di antaranya tewas dengan 31 tentara Jepang yang bergelimpangan di sekitar posisi pertahanan dirinya. Meski ia selamat dan dirawat di rumah sakit, ia harus merelakan mata kananya hilang. Lengan kanannya pun berhasil diselamatkan meski tak bisa digunakan dengan normal seperti sedia kala.
Atas tindakan beraninya, Lachhiman Gurung mendapatkan penghargaan Victoria Cross dan diperbolehkan kembali ke satuannya hingga terjadinya pembebasan India pada tahun 1947 silam. Ia pun pensiun dan bekerja sebagai seorang petani di Nepal. Gurung yang dikarunia 5 orang anak kemudian pindah ke London dan meninggal karena pneumonia pada tahun 2010.