RANCAH POST – Beragam informasi terkait suara-suara aneh di Planet Bumi kita, telah banyak diberitakan. Tapi, suara aneh kali ini berbeda dengan yang lainnya. Suara aneh ini disebut sebagai ‘Peluit Rossby’.
Hasil penelitian dalam Geophysical Research Letter, suara aneh tersebut berasal dari Laut Karibia, di Samudra Atlantik yang berdekatan dengan Teluk Meksiko.
Laut Karibia merupakan salah satu laut terbesar, yang memiliki luas wilayah sekitar 2.754.000 km². Palung Cayman adalah titik terdalam dari laut ini. Kedalamannya 7,5 km dibawah permukaan laut.
Jika ditinjau dari jenis gelombang suara, suara aneh ini termasuk pada tipe infrasonik. Dimana tipe infrasonik ini, merupakan tipe gelombang suara dengan frekuensi dibawah 20 Hz.
Gelombang itu bergerak dengan lambat menuju barat Laut Karibia, berinteraksi dengan dasar laut. Dari bagian barat, gelombang tersebut “menghilang” melewati sebuah cekungan dan muncul lagi di wilayah bagian timur.
Setiap 120 hari, air masuk dan keluar dari cekungan. Perubahan massa dari hal ini, mengubah bidang gravitasi Bumi yang bisa diukur dari satelit. Pada waktu 120 hari ini, peluit akan terdengar datar walaupun dapat juga terdengar seperti layaknya nada.
Dikutip Science Daily baru ini, Chris Hughes, seorang ilmuwan dari Universitas Liverpool melakukan penelitian mengatakan bahwa cekungan di Laut Karibia tersebut sudah bagaikan peluit.
Udara tidak stabil dan resonansi meningkat, saat sebuah peluit tersebut ditiup. Suara ini tidak terdengar oleh Manusia di Bumi, tapi suaranya terdengar ke Luar Angkasa.
Arus laut di Karibia seperti halnya udara yang melewati peluit dan ditiup saat masuk dalam cekungan. Karena Laut Karibia merupakan perairan separuh terbuka, suara yang dihasilkan oleh gelombang Rossby bisa didengar dengan kalkulasi pada gravitasi.
“Peristiwa ini, dapat meningkatkan ketinggian pada permukaan laut hingga 10 cm di sepanjang pantai Kolombia dan Venezuela. Pemahaman pada peristiwa ini, dapat membantu dugaan terjadinya banjir di pesisir pantai,” ujar Chris Hughes.
Ilmuwan juga percaya, bahwa efek gelombang ini, bisa mengancam seluruh Atlantik Utara. Hal Ini disebabkan Laut Karibia memiliki peran penting dalam mengatur aliran teluk, juga sebagai indikator pengukur iklim alami.