RANCAH POST – Asus dikabarkan baru saja menggelar kerja sama dengan AdBlock Plus (ABP). Kerja sama ini sendiri meliputi penggunaan plugin browser tersebut di setiap handset Asus untuk memblokir iklan yang muncul baik di browser maupun di Aplikasi, serta menjadikannya sebagai salah satu program default di handset Asus.
Kabar ini sontak saja mengundang kegundahan dan keluhan dari berbagai pihak. Mulai dari para developer, pengusaha aplikasi mobile, dan tidak terkecuali juga para blogger yang memang menggantungkan kehidupan dan pendapatan mereka dari penayangan iklan di handset mobile.
Para developer mengaku cukup kecewa dengan langkah yang diambil Asus ini. Terlebih Asus dinilai memiliki potensi yang cukup mapan dan memiliki jangkauan pasar yang cukup luas di wilayah Asia, termasuk Indonesia.
Namun tidak demikian dengan pihak AdBlock Plus dan para pengguna yang sudah cukup muak melihat segudang iklan yang memenuhi layar ponsel mereka kala tengah browsing di internat. Atau video iklan tidak senonoh yang tiba-tiba muncul kala memainkan game.
“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Asus. Salah satu vendor ternama bersedia mengintegrasikan sistem pemblokiran iklan kami pada perangkat mobile mereka,” ujar Safai Faida selaku co-founder dan CEO AdBlock Plus saat ini.
Dengan jumlah pengguna browser Asus yang mencapai angka 15 juta tentunya menjadikan lahan ini makin berharga. Dan tindakan Asus kali ini tentunya telah menyingkirkan tambang emas pada developer, yang akan membuat mereka makin meringis.
Untuk mengatasi kebangkrutan, sebenarnya ada pilihan bagi beberapa developer. Mulai dari beralih ke platform lain yang lebih ramah, atau bertahan dengan memasukkan fitur in-app purchases atau mengubah aplikasi gratis jadi berbayar. Ini jelas akan berdampak kepada pengguna juga.
Di sisi lain para blogger masih mencari jalan tikus untuk menghindari jebolnya dompet mereka. Salah satu cara mungkin adalah dengan mengikuti cara main AdBlock yang akan menerapkan sistem “Acceptable Ads” yang mana akan memindai dan memilih iklan-iklan yang cocok dengan pengguna, dan tetap menayangkannya. Namun untuk dapat masuk kategori ini, iklan yang ditayangkan harus memenuhi syarat yang ditentukan. Mulai dari penempatan, jumlah, hingga konten yang ditampilkan.
Nah, adakah solusi lain yang mungkin akan cocok untuk kesejahteraan bersama?