RANCAH POST – BBM Money. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar paling menguntungkan bagi BlackBerry. Pasar berkembang, dimana vendor asal Kanada ini masih diakui wibawa dan kedukannya. Ya, tidak dipungkiri, di Indonesia, BalckBerry memang masih dipandang tinggi di beberapa kalangan. Terutama kalangan menengah.
Selain itu, kepopuleran jaringan perpesanan BlackBerry Massanger alias BBM di kalangan masyarakat tanah air juga turut mendongkrak eksistensi nama BlackBerry di kalangan masyarakat. Bahkan di Indonesia, kulaitas dan nama BlackBerry bisa membuat handset sekelas HTC dan tersingkir.
Nah, di sinilah sang CEO BlackBerry, John Chen mengambil kesempatan emas, dan memanfaatkan pasar Indonesia untuk mempertahankan kedudukannya, dan merilis beberapa program dan produknya secara eksklusif. Misalnya seperti sistem mobile payment yang dikenal sebagai BBM Money.
Sebuah sistem e-commerce yang disandingkan dengan aplikasi perpesanan khas BlackBerry BBM. Dan bukan itu saja, aplikasi ini juga akan tersedia di beberapa platform. Yakni Android, iOS dan BlackBerry OS sendiri. Sistem ini jelas merupakan saingan baru bagi beberapa layanan yang telah lebih dulu kita kenal, seperti Western Union misalnya. Dan bukan itu saja, untuk hal pengembangan, pihak BlackBerry juga dikatakan akan menyematkan kemampuan untuk melakukan transaksi antar platform dan melakukan pembayaran langsung di toko-toko tertentu melalui BBM Money ini.
Bukan tanpa alasan, mengapa BlackBerry memutuskan untuk berfokus di pasar Indonesia dalam hal pengembanag aplikasi dan layanan ini. Pasalnya, di Indonesia saat ini diketahui hanya ada 20% saja warga dewasa yang memiliki akun bank. Dari angka tersebut, hanya 11% yang memiliki kartu ATM dan hanya 3% saja yang menggunakan kartu kredit. Ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi BlackBerry, dimana ia masih memiliki sekitar 80% target untuk diajak bergabung, tanpa perlu bersaing dengan layanan kartu kredit.
Namun ketika ditanya akan rencananya untuk memperluas layanan ini ke pasar luar, pihak BlackBerry tampaknya agak sungkan. Jelas saja, bagaimana tidak karena di pasar global, BlackBerry sudah pasti takan mampu bersaing dengan layanan lain yang sudah lebih dulu populer, seperti Apple Pay. Atau layanan baru dari Google yang malah sudah punya predikat terjamin, Android Pay.
Pihak BlackBerry sendiri tidak menutup kemungkinan untuk memperluas pangsa pasar mereka untuk layanan mobile payment ini. Namun jika harus sekalipun, mereka mengaku akan mencari pasar dengan spesifikasi yang sama seperti pasar Indonesia. Sebuah market dimana BlackBerry masih punya nama yang kuat dan tidak akan tertelan oleh pesaingnya.