RANCAH POST – Virus ebola menyerang seorang perawat AS bernama Amber Vinson, sehari sebelum merasakan demam yang ternyata merupakan gejala ebola sempat melakukan penerbangan dengan pesawat komersial. Memang saat di pesawat ia tidak mengalami muntah atau pendarahan sehingga risiko penularan di pesawat sangat kecil. Namun, AS tidak akan menganggap remeh potensi tersebut.
Menurut laporan Reuters, Rabu, 15 Oktober 2014, Vinson menaiki pesawat Frontier Airlines dari Ohio ke Texas pada Senin, 13 Oktober 204 setelah mengunjungi keluarganya yang merupakan tiga pekerja Universitas Kent, Ohio.
Saat itu, Vinson memang merasakan tubuhnya agak demam hingga mencapai 37,5 derajat Celcius. Namun, ia baru memeriksakan kondisi kesehatannya sehari kemudian, yakni pada Selasa, 14 Oktober 2014 pagi.
Dari situlah kemudian ia dinyatakan ebola dan dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Emory di Atlanta yang berhasil merawat dua pekerja kemanusiaan AS yang lebih dulu terinfeksi ebola di Afrika Barat.
Saat ini, untuk mencegah penyebaran ebola yang semakin meluas, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) akan mencari dan memeriksa 130 penumpang yang satu pesawat dengan Vinson.
Direktur CDC Thomas Freiden menyesalkan mengapa Vinson melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat komersial. Menurut dia, tak seharusnya pekerja yang terinfeksi ebola naik pesawat umum, apalagi ia baru saja merawat pasien ebola.
Vinson menjadi suster kedua yang terinfeksi ebola setelah Nina Pham. Pada awal Oktober lalu, keduanya merawat seorang pasien ebola, Thomas Eric Duncan, yang tertular ebola setelah melakukan perjalanan ke Liberia.