RANCAH POST – Ditengah santernya persepsi tentang keberadaan media harus bersikap netral, pengamat komunikasi politik, Tjipta Lesmana justru menegaskan media mesti berpihak saat memuat pemberitaan.
Hal itu dikemukakannya berdasar kasus yang terjadi di beberapa Pilkada yang memenangkan pemimpin yang terang-terangan melakukan banyak kecurangan.
“Seperti Pilkada Gubernur Banten, hebat sekali dia bisa terpilih kembali. Media banyak dosanya atas hal itu. Media harus bertanggunjawab untuk memihak calon yang baik,” ujarnya dalam diskusi bertema “Peran Media Menuju Tahun Politik 2014” di Gedung Dewan Pers, Rabu (16/10/2013).
Sebab itu, dirinya menyesalkan posisi media pada Pilkada Banten dua tahun lalu. “Dimana suara media 2 tahun lalu. Kenapa tidak dicegah. Banyak kepala daerah yang kualitasnya jelek sekali. Apa karena ada bansos buat media, lalu media membuat pemberitaan yang menyesatkan?” tuturnya.
Tak hanya itu, Tjipta juga menegaskan bahwa media harus berani untuk menghantam habis-habisan tokoh ataupun calon pemimpin yang membuat rugi negara ini.
“Peran media sangat penting. Kualitas pemimpin yang dihasilkan, tergantung sepak terjang dan profesionalitas media. Media harus tahu kualitas calon pemimpin. Media ikut bertanggung jawab dalam menentukan keberlangsungan negeri ini. Media jangan mau di nina bobo kan,” tegasnya.
Dengan begitu, sambungnya, media turut berpartisipasi dalam mencerdaskan masyarakat menentukan pilihan pada pemimpin yang benar-benar dapat membuat Indonesia menjadi lebih baik.