Berita Nasional, RANCAH POST – Jumlah korban jiwa dalam tragedi kericuhan yang terjadi di laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 mencapai ratusan orang.
Kapolri Jendera, Listyo Sigit Prabowo pun memberikan kepastian terkait total jumlah korban tewas dalam tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.
Kepastian ini sekaligus juga meralat jumlah sebelumnya yang menyebut korban jiwa dalam insiden tersebut mencapai 174 orang.
Namun, Listyo mengatakan bahwa jumlah korban mennggal dunia ada 125 orang. Data itu merupakan data terbaru karena angka sebelumnya terdapat nama yang ganda.
Dan setelah melakukan penyelidikan, jumlah korban tewas saat ini tercatat sebanyak 125 orang. Aparat kepolisian akan melakukan investigasi terhadap insiden ini.
Ia membuat tim untu melakukan investigasi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan secara tuntas. Nantinya, hasil investigasi tersebut akan disampaikan ke seluruh masyarakat.
Buntut tragedi Stadion Kanjuruhan ini, Direktur Utama LIB, Akhmad Hadian Lukita, menegaskan bahwa BRI Liga 1 akan dihentikan selama sepekan ke depan.
“Kami prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Kami ikut berdukacita dan semoga ini menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua,” ujar Akhmad Hadian Lukita, dikutip dari Bola.com.
“Keputusan tersebut (menghentikan kompetisi) kami umumkan setelah mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI. Ini kami lakukan untuk menghormati semua dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI,” lanjutnya.
Selain menelan ratusan korban jiwa, tragedi dalam pertandingan antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan ini juga menimbulkan kerugian material.
Dikabarkan ada 18 kendaraan kepolisian yang menjadi korban dalam kejadan ini, termasuk truk pengangkut pasukan, dua mobil unit K-9, dan dua mobil patwal.
Sebelumnya, pertandingan Liga 1 antara tuan rumah Aream FC vs Persebaya Surabaya berakhir rusuh. Kerusuhan terjadi setelah Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.
Kekalahan ini langsung memancing emosi sejumlah Aremania, suporter Arema FC hingga masuk ke lapangan. Halitu sebagai wujud protes setelah tim kesayangan mereka kalah dari rival abadinya, Persebaya Surabaya.
BACA JUGA: Diteriaki Out, Arthur Irawan Murka hingga Tantang Suporter Persik Berkelahi
Massa semakin anarkis dan tak terkendali, suasana di stadion sudah sangat tak kondusif. Petugas pun kemudian melakukan tembakan gas air mata ke arah massa.