Berita Nasional, RANCAH POST – Belakangan ini publik tengah ramai memperbincangkan seorang pria bernama Murtede alias Amaq Sinta (34), korban begal yang ditetapkan jadi tersangka usai bunuh dua dari empat orang begal yang menyerangkan pada Minggu (10/4/2022) dini hari.
Setelah sempat ditahan karena kasus tersebut, warga Dusun Matek Maling, Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) akhirnya bisa pulang setelah mendapat penangguhan penahanan penyidik Polres setempat.
Seperti diketahui, penetapan Amaq Sinta sebagai tersangka dinilai keliru sehingga rama menuai protes warga. Akhirnya, ia mendapat penangguhan hukuman dari polisi.
Dalam video yang diunggah kanal YouTube KOMPAS TV, Amaq Sinta pun menceritakan kronologi peristiwa dirinya diserang begal hingga berujung membunuh mereka.
Diektahui Amaq Sinta saat itu terpaksa bepergian tengah malam demi menjenguk ibunya di rumah sakit di Lombok Timur dan membawa makanan sahur serta air hangat untuk keluarganya yang berjaga di sana.
Di tengah perjalanan menuju rumah sakit, ia diikuti oleh empat orang yang ternyata kawanan begal. Para begal tersebut terus berusaha mendekat lalu menyerempet motornya.
Akan tetapi, Amaq Sinta masih bisa menghindar dan tetap melaju dengan motornya, sampai akhirnya mereka menghadangnya. Begal-begal itu kemudian menanyakan tujuan Amaq Sinta mengendarai motor malam-malam.
“Setelah saya bilang saya mau mengantar nasi dia (begal) langsung nebas pakai celurit. Terus saya turun dari kiri, terus dia nebas lagi tangan saya dua kali,” ungkapnya.
Begal lainnya kemudian turun dari motor dan turut menyerang Amaq Sinta. Hingga akhirnya ia melawan dan dua dari empat begal pun terbunuh.
“Saya melawan, daripada saya mati. Saya bawa pisau dapur yang kecil, tapi karena dia yang duluan seandainya anu (menyerang) mungkin saya lari. Tapi dia langsung nebas gitu aja,” paparnya
Menggunakan pisau dapur kecil, Amaq Sinta langsung menonjok seorang begal yang menyerangnya. Pisau dapur itu mengenai dada kiri begal.
Begal lainnya masih terus menyerang, sementara Amaq Sinta terus bertahan membela diri. Akhirnya dua dari empat begal menjauh dari lokasi.
Seiring dengan itu, seorang begal lain mengambil motor milik Sinta, ia pun mengejar begal tersebut dan menusuknya dari belakang hingga terkapar.
Melihat dua rekannya bersimbah darah akibat korban begal yang melawan, dua begal lainnya memutuskan kabur.
“Saya berdiri di tengah baru saya ke pinggir. Lemes saya, tidak ada tenaga rasanya waktu sudah selesai,” ungkapnya menceritakan kondisinya usai merobohkan dua begal.
Suasana saat itu masih sepi, dan usai kejadian akhirnya warga menghampiri Amaq Sinta. Sinta langsungdiberi minum dan mencerikan kejadian pembegalan yang dualaminya.
Setelah itu, ia pulang ke rumahnya dan tidak meneruskan perjalanannya ke Lombok Timur. Saat melawan para pelaku, Sinta mengaku sempat berteriak minta tolong tapi ada satu pun warga yang datang.
Meski diserang begal, tak terlihat ada luka parah atau menganga di tubuhnya. Hanya ada goresan-goresan kecil di beberapa bagian tubuhnya. Kendati begitu, ia menegaskan tidak memiliki ilmu kebal.
“Tuhan memberi perlindungan pada saya, tidak ada ilmu kebal. Saya ini orang tidak sekolah, hanya petani tembakau,” ujarnya.
“Melihat senjata yang dipakai saat menebas tangan saya, mungkin tangan saya sudah putus, tapi saya tidak apa-apa karena Tuhan melindungi,” sambungnya.
Kini kasus Amaq Sinta yang menjadi tersangka kasus pembunuhan dua begal telah diambil alih Polda NTB, di mana sebelumnya kasus tersebut ditangani Polres Lombok Tengah.
BACA JUGA: Diserang, Korban Begal di Lombok Tengah Malah Jadi Tersangka Karena Bunuh 2 Pelaku
Hal itu bertujuan mendalami unsur pembelaan diri Amaq Sinta saat melawan dua begal. Selain itu, polisi juga akan mendalami dugaan kasus pencurian dengan kekerasan.