Berita Nasional, RANCAH POST – Warga digegerkan dengan kabar Pelipus (38), Kades Buangin yang ditemukan tewas gantung diri di kebun kopi di Desa Buangin, Kecamatan Rantebulahan Timur, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, pada Senin 27 Juli 2020.
Saat ditemukan oleh warga, Pelipus tergantung di pohon kopi dengan seutas kabel speaker yang terikat di lehernya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sebelum ditemukan meninggal, Kepala Desa Buangin ini sedianya akan menyalurkan BLT (bantuan Langsung Tunai) tahap ketiga di desanya.
Kasat Reskrim Polres Mamasa, Iptu Dedi Yulianto memberikan penjelasan terkait hal ini. Iptu Dedi mengatakan dari hasil penyelidikan sementara, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dan diduga kuat Kades Buangin ini memang murni gantung diri.
Hingga kini, aparat kepolisian masih terus menyelidiki kematian Kades Buangin yang ditemukan tewas gantung diri ini.
Lebih lanjut, salah seorang kerabat Pelipus yang juga merupakan aparat desa setempat menemukan sepucuk surat wasiat di dalam lemari korban.
Isi surat wasiat itu ia tujukkan pada istri dan anak-anaknya. Pelipus berpesan agar istrinya bisa menjaga dengan baik anak-anaknya.
Kemudian, isi surat tersebut ditujukkan kepada anak-anaknya, ia berpesan agar anaknya tidak masuk jalur politik karena tidak sesuai dengan ajaran agama.
Pelipus juga menuliskan harapan supaya desanya bisa lebih maju dan masyarakatnya sejahtera.
BACA JUGA: 2 Bulan Tak Narik dan Terlilit Cicilan Mobil, Driver Taksi Online Tewas Diduga Bunuh Diri
“Pesan-pesan saya buat keluarga, kiranya apa yang terjadi pada saat ini tidak mempengaruhi hubungan atau tekanan keluarga.
Untuk istri tercinta (Elsi) jaga baik-baik Arga sama Dirga, sekolahkan dengan baik, maafkan aku yang belum bisa membahagiakan.
Buat ananda Arga/Dirga, sekolah yang baik agar tidak mengulang apa yang dilakukan bapak kalian, jangan sekali-kali masuk jalur politik karena tidak sesuai dengan ajaran agama kita.
Kalau kalian sudah besar nanti, jaga baik-baik ibu kalian kasihi dan sayangilah, maafkan saya, saya melakukan semuanya ini dengan sangat terpaksa karena lebih baik saya berdosa hanya satu kali lagi, dari pada tiap hari melakukan kebohongan hanya karena terpaksa.
Selamat tinggal semuanya, aku akan pergi untuk selamanya. Harapan saya semoga desa saya, daerah yang saya cintai lebih maju dan masyarakat akan sejahtera.
Sekali lagi, bagi semua masyarakat saya, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas perbuatan saya selama ini yang kurang berkenan di hati saudara-saudaraku.
Terima kasih atas dukungannya selama saya menjalankan pemerintahan saya, kiranya Tuhan mengampuni akan semua kesalahan yang terjadi selama ini dan tidak akan menjadi batu sandungan bagi pemimpin seluruh lapisan masyarakat untuk membangun kampung tercinta ini,” tulis Pelipus seperti dikutip dari Tribunnews.com.