RANCAH POST – Lantaran mengalami kekalahan sebanyak 95 kali dalam 95 pemilihan, pria paruh baya ini dijuluki sebagai politisi pecundang.
Meski demikian, politisi bernama John Turmel (67) asal Kanada itu tak patah arang dan sedang maju dalam pemilihan walikota di daerahnya, Brantford.
Tahun 1979, John Turmel pertama kali maju dalam pemilihan. Tujuannya, yaitu untuk melegalkan perjudian. Demikian sebagaimana dilaporkan SCMP.
Untuk meraup suara, Turmel mengunjungi rumah-rumah warga. Namun, suara yang mampu ia raih hanya sebanyak 193 suara.
Turmel tidak menyerah, hal itu memacunya untuk kembali ikut dalam pemilihan lainnya.
Selama beberapa dekade, John Turmel mengikuti 95 kali pemilihan, mulai dari anggota dewan kota hingga anggota parlemen.
Selama mengikuti pemilihan, saura yang diraihnya fluktuatif. Turmel pernah meraih 11 suara saja, jumlah suara terbanyak yang pernah ia raih adalah 4500 suara.
Oleh sebuah surat kabar, John Turmel yang kalah dalam pemilihan disebut ‘super pecundang’. Sementara salah satu stasiun radio menyebutnya ‘politisi pecundang terbesar’.
Kendati disebut seperti itu, John Turmel tidak terpengaruh. “Saya tidak merasa buruk dengan hal itu,” tutur Turmel.
Pemicu dirinya ikut pemilihan adalah ketika rumahnya digerebek polisidalam kasus permainan kartu yang membuatnya ikut ditahan.
“Saya ditangkap. Hal itu mendorong saya untuk mencalonkan diri menjadi anggota parlemen agar bisa melegalkan judi,” kata Turmel.
Namun tak hanya perjudian yang ingin dilegalkannya, kampanyenya meluas hingga melegalkan obat-obatan terlarang dan prostitusi.
Setidaknya John Turmel menghabiskan waktu selama 40 tahun untuk mengikuti pemilihan yang tak pernah dimenangkannya.
Turmel pun mengaku tak menyesalinya. “Apa yang haru saya sesali. Bagi orang seperti saya yang tak mempunyai modal dan mengandalkan dari berjudi, saya sama sekali tak menyesal,” ujar dia.