RANCAH POST – Sejak lima bulan silam, warga negara Chad yang berada di Afrika bagian tengah tak bisa menikmati layanan Facebook, WhatsApp, dan Twitter pada telepon pintar mereka.
Pemerintah Chad tak mengungkapkan alasan diblokirnya Facebook, Twitter, WhatsApp, dan sejumlah layanan media sosial lainnya.
Sebagaimana dikutip situs Quartz Africa, organisasi Internet Without Borders (IWB) menyebutkan bahwa larangan itu diberlakukan terhadap warga Chad sejak 28 Maret 2018.
Larangan itu berlaku setelah adanya konferensi nasional yang digelar pemerintah yang memungkinkan Presiden Idriss Deby akan tetap berkuasa di Chad hingga 2033 semenjak diangkat pada tahun 1990.
Menurut Direktur Eksekutif IWB, Julie Owono, pemblokiran layanan media sosial bukan hal yang aneh di Chad.
“Ketika muncul aksi protes atau aksi yang menentang kebijakan pemerintah, internet akan diblokir,” ucap Owono.
Dengan diberlakukannya larangan menggunakan media sosial di Chad, sejumlah pengacara langsung melayangkan gugatan ke pengadilan.
Pemblokiran terhadap layanan media sosial pernah menimpa WhatsApp pada pertengah 2017 silam. Kala itu, pemerintah Cina yang menerapkan kebijakan itu.
Meski demikian, pengiriman pesan teks masih berjalan normal, hanya fungsi berkirim foto dan video yang tidak bisa lagi digunakan para penggunanya.
Sementara itu di Brazil, WhatsApp juga sempat diblokir. Hal ini pun membuat Mark Zuckerberg ‘curhat’ di laman Facebook resmi miliknya.
“Kami sedang berusaha sekuat tenaga untuk mencabut pemblokiran yang dijatuhkan kepada salah satu aplikasi kami itu. Untungnya, Facebook Messenger tidak mengalami kejadian serupa dan masih digunakan,” ucap Zuckerberg dalam postingannya.
Zucekrberg juga mengaku terkejut dengan adanya pemblokiran salah satu layanan media sosial yang dibeli Facebook tersebut.
BACA JUGA: WhatsApp Diblokir Brazil, Mark Zuckerberg Curhat di Facebook
Menurutnya, Brazil selama ini merupakan salah rekan yang mewujudkan dunia bebas internet dengan penduduknya yang sangat aktif berselancar di dunia maya.