RANCAH POST – Penyakit kanker memang bisa dibilang salah satu penyakit yang sulit untuk diobati dan tergolong penyakit mematikan.
Untuk mengobati penyakit jenis ini juga dibutuhkan biaya yang gak sedikit, bica mencapai puluhan bahkan hingga ratusan juta rupiah.
Pada Senin (16/7) kemarin seorang pria warga Jakarta Timur bernama Edy Haryadi mengunggah sebuah cerita tentang obat kanker traztuzumab yang tidak lagi dijamin oleh BPJS.
Dalam unggahannya itu Edy menceritakan istrinya yang bernama Yuniarti Tanjung yang menderita penyakit kanker payudara HER2 positif.
Kejadian itu berawal pada Desember 2017 lalu ketika keluarga melihat Yuniarti mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di leher sebelah kanan.
Sebulan kemudian Yuniarti pun datang ke Puskesmas Duren Sawit, Jakarta Timur untuk memeriksakan dirinya.
Dokter di Puskesmas itu kemudian merujuknya ke bagian spesialis penyakit dalam di RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur. Disana dokter memeriksa Yuniarti dan mencurigai benjolan itu adalah kanker.
Edy juga menceritakan, karena tidak ada dokter spesialis kanker atau onkologi, pada awal Februari 2018 Yuniarti di rujuk ke RS Persahabatan, Jakarta Timur.
Disana Yuniarti menjalani biopsi atau pengambilan jaringan di leher kanannya. Dan hasilnya Yuniarti positif menderita kanker.
Menurut hasil pemeriksaan labolatorium Patologi Anatomi (PA), kanker itu sudah menyebar dengan dugaan sumber utama berasal dari payudara.
Untuk memastikan dugaan tersebut. dokter yang menanganinya pun mengirimkan hasil pemeriksaan itu ke bagian labolatorium PA rumah sakit untuk diperiksa lebih teliti dengan pemeriksaan Imuno Histo Kimia (IHK).
Pada 24 Juni 2018 lalu dokter memberikan tiga resep obat kemoterapi dan satu obat lain yakni herceptin atau trastuzumab.
Permasalahan pun muncul ketika apotek RS Persahabatab menolak resep herceptin, dengan alasan sejak 1 April 2018 obat itu dihentikan penjaminannya oleh BPJS Kesehatan.
Edy berharap agar pihak BPJS mengubah kbijakan itu. Terlebih tanpa jaminan BPJS Kesehatan ia kesulitan membeli obat tersebut yang dipasang dengan harga Rp 25 juta.
BACA JUGA: Demi Biaya Pengobatan Sang Anak, Ibu Ini Rela Jual ASI di Pinggir Jalan
Jika keluhannya itu tidak mendapat tanggapan dari pihak BPJS Kesehatan, maka Edy akan mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum.