RANCAH POST – Diduga terlibat ISIS, mahasiswi IAIN Tulungagung bersama dengan 7 WNI lainnya kembali ke Indonesia setelah dideportasi dari Suriah.
Seluruh warga negara Indonesia yang diduga terlibat ISIS tersebut dideportasi dari Suriah menggunakan pesawat milik maskapai Turkish Airlines.
Kabar kembalinya mahasiswi terlibat ISIS yang diketahui bernama Irma Novianingsih itu dibenarkan Kapolres Tulungagung AKB Rofik Sukendar.
“Benar, tiba di Jakarta Minggu (27/5/2018) kemarin dan masih dimintai keterangan oleh Densus 88,” ucap Rofik, Senin (28/7/2018).
Irma Novianingsih, mahasiswi IAIN Tulungagung disebut gabung ISIS tersebut merupakan anak dari pasangan Riyadi (47) dan Mujiatin (50), warga asal Desa Dukuh, Kecamatan Gondang.
Adapun ketujuh WNI lain yang dideportasi bersama mahasiswi gabung ISIS Irma Novianingsih adalah Hamzah Abdullah (9), Ainun Jariyah (21), Wasiatun Nisa Damad (33), Qurrota Ayun Muhdi (23), Fitri Luthfiana (43), Nayla Kanimah Abdullah (3), dan Humairoh Humairoh (12).
Kabar mahasiswa gabung ISI Irma Novianingsih dideportasi dari Suriah bersama WNI dari berbagai daerah lain itu pun sudah diketahui pihak keluarga.
“Kami sudah mendengar kabarnya,” ujar Riyadi, orangtua Irma.
Bahkan setelah kabar Irma Novianingsih dideportasi beredar, dirinya sudah beberapa kali didatangi aparat Polsek dan Koramil Gondang serta Polres Tulungagung.
“Untuk lebih lanjut silakan tanyakan ke aparat bersangkutan,” kata Riyadi.
Sementara itu dari keterangan IAIN Tulungagung, Irma Novianingsih sudah tidak terdaftar lagi sebagai mahasiswi di institusi tersebut.
Dijelaskan Purek III IAIN Tulungagung Abad Badruzzaman, Irma sudah berhenti sejak 2017, tepatnya sejak semester VI. “Status DO,” ucap Abad.
Irma Novianingsih, sebagaimana catatan akademik IAIN Tulungagung, mulai kuliah pada tahun 2014 dan menempuh pendidikan di Fakultas Pendidikan dan Tarbiyah jurusan Tadris Matematika.
BACA JUGA: Minhati Madrais, Anak Kyai Kaya Asal Bekasi yang Jadi Istri Petinggi ISIS
Hanya saja, Irma yang lahir pada 23 November 1994 itu hanya kuliah hingga semester V. Memasuki semester VI, Irma yang rajin mulai sering absen kuliah dan hanya mengambil 3 dari 10 mata kuliah.