BERITA CIAMIS, RANCAH POST – Kasus pasien ditolak di rumah sakit kembali terjadi di Ciamis Jawa Barat.
Kali ini, bayi berusia 2 hari yang kondisinya kritis ditolak RSUD Ciamis hingga akhirnya meninggal dunia ketika hendak dibawa ke rumah sakit lain.
RSUD Ciamis beralasan tidak dapat melayani bayi bernama Muhamad Askar Hidayat itu lantaran ruangan sudah penuh.
Kepergian sang buah hati jelas saja membuat pasangan suami istri Uus Usman Hidayat dan Enok Siti Nurhamidah berduka.
Warga asal Desa Sukamanah, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis tersebut jelas kecewa dengan rumah sakit yang menolak menangani bayinya hingga akhirnya tak tertolong dan meninggal dunia.
Menurut keterangan ayah bayi, Uus Usman Hidayat, anaknya menderita demam dan kejang pada Senin (16/4/2018) lalu.
Oleh keluarga, bayi yang baru berusia 2 hari itu pun dibawa ke RS Permata Bunda. Namun karena keterbatasan alat, bayi itu pun dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis.
Setibanya di IGD rumah sakit, bayi tak langsung mendapat penanganan petugas dengan alasan tak ada ruangan. Padahal kala itu, kondisi bayi sudah kritis.
15 menit berselang, bayi tak kunjung mendapat penanganan sehingga pihak keluarga memutuskan membawanya ke RSUD Tasikmalaya.
Namun setibanya di RSUD Tasikmalaya, bayi tersebut dinyatakan sudah meninggal dunia.
“Tidak sempat diperiksa dan langsung ditolak karena tidak ada ruangan, padahal yang saya lihat masih ada yang kosong,” ujar Uus, Kamis (19/4/2018).
“Saya kemudian berunding dan langsung berangkat ke Tasikmalaya. Namun sesampainya di IGD Tasik, dokter menyatakan anak kami sudah meninggal,” lanjut Uus, dilansir Inews.
Uus dan keluarga pun hanya bisa pasrah dengan guratan takdir. Namun, mereka kecewa dengan buruknya pelayanan RSUD Ciamis dan berharap tidak ada orangtua lain yang mengalami kejadian serupa.
Adapun diutarakan Kabag TU RSUD Ciamis, Ajis, penolakan tersebut dikarenakan penuhnya ruangan dan fasilitas.
BACA JUGA: Bayi Keluarga Miskin di Ciamis ‘Disandera’ Rumah Sakit Pemerintah
Tanpa ruangan dan fasilitas yang memadai, pihak rumah sakit tidak mau gegabah menerima pasien yang kondisinya gawat darurat apalagi yang kondisinya kritis.
Bayi tersebut kan sifatnya gawat darurat. Nanti akan jadi problem kalau dokternya memeriksa. Kalau upaya lain mungkin, cuma bisa dirujuk ke rumah sakit lain yang lebih tinggi kelasnya dengan ambulans. Tapi saya nggak tahu apa kemarin itu petugas IGD menawari ambulans atau tidak untuk bayi itu.