RANCAH POST – Gempa di Banjarnegara yang berlangsung pada Rabu (18/4/2018) kemarin mengakibatkan sejumlah bangunan seperti pemukiman warga, sekolah, dan tempat ibadah rusak parah.
Dikatakan Isfaullah, relawan RAPI Banjarnegara sekaligus warga Kalibening, bangunan SMPN 2 Kalibening juga mengalami kerusakan parah dalam gempa Banjarnegara terebut.
Kerusakan di sekolah tersebut seperti retaknya tembok gedung sekolah, ambruknya atap dan plafon bangunan, dan robohnya tembok keliling sekolah.
Bukan itu saja, gempa Banjarnegara 18 April 2018 itu juga menyebabkan atap mushala yang ada di Kalibening jatuh berhamburan.
Gempa 18 April 2018 tak hanya dirasakan warga Kalibening, namun juga dirasakan warga Wanayasa.
“Saat itu saya sedang duduk di samping akuarium, air di akuarium sampai bergejolak, kemudian semuanya lari ke luar rumah,” tutur warga Wanayasa bernama Sudarno.
Berdasarkan keterangan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara, Setyo Aji, gempa bumi paling terasa di Kecamatan Kalibening.
“Kerusakan paling parah ada di Kalibening, itu informasi yang kami terima dari masyarakat. Dari informasi yang kami terima dari Kalak BPBD juga begitu, bahkan ada korban juga,” ujar Setyo.
Tak hanya merusak sejumlah bangunan, gempa Banjarnegara juga mengakibatkan sejumlah ruas jalan retak dan memicu longsor.
Sementara itu dari keterangan Sekretaris Desa Kasinoman, Kecamatan Kalibening, Sodikin, satu orang anak meninggal dunia setelah tertimpa tembok dalam insiden gempa bumi di Banjarnegara.
“Korban meninggal dunia atas nama Asep, siswa kelas 5 sekolah dasar,” papar Sodikin, Rabu (18/4/2018).
Asep sendiri tertimpa tembok rumah warga ketika gempa Banjarnegara berkekuatan 4,4, SR itu berlangsung. Saat itu, korban tengah bermain di sekitar SD Kasinoman.
BACA JUGA: Gempa Bumi Lebak Banten, Ribuan Rumah Alami Kerusakan
Namun meski sempat dilarikan ke puskesmas, nyawa Asep tidak dapat diselamatkan. “Meninggalnya di Puskesmas Kalibening,” kata Sodikin.