RANCAH POST – Kasus pengeroyokan siswa SMP di Karanganyar yang melibatkan pelajar dari dua sekolah viral setelah videonya beredar di media sosial.
Dalam video viral pengeroyokan siswa SMP tersebut, terlihat sejumlah pelajar secara bergantian memukul dan menendang pelajar yang jadi korban.
Meski sudah meminta ampun, aksi kekerasan pelajar di kebun karet Kerjo Karanganyar itu tak berhenti.
Polres Karanganyar langsung bergerak cepat usai aksi pengeroyokan siswa SMP itu menyebar di media sosial dengan memeriksa 6 orang pelajar.
Tak hanya memeriksa para pelajar, polisi juga melibatkan pihak sekolah, SMP Muhammadiyah 2 Kerjo dan SMP Negeri 2 Kerjo.
Setelah pemeriksaan dan musyawarah dilakukan antara pelaku dan korban pengoroyokan siswa SMP tersebut, polisi memutuskan untuk tidak menahan para pelaku.
Alasannya tak lain karena pelaku yang melakukan pengeroyokan masih bisa dibina oleh pihak keluarga dan sekolah, terlebih korban tak mengalami luka yang serius.
Untuk mengurangi kasus kekerasan pelajar SMP di Karanganyar itu, polisi akan bekerjasama dengan dinas pendidikan untuk melakukan penyuluhan.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, kasus perkelahian pelajar di Karanganyar itu dipicu salah paham.
Pelajar dari sekolah swasta menuding pelajar sekolah negeri menggeber gas motor saat melintas di depan sekolah swasta.
“Terjadi salah paham, korban dikira menantang dengan menggeber gas motor di depannya,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Agus Haryanto.
Agus mengatakan, kedua sekolah yang anak didiknya terlibat dalam insiden tersebut langsung mengambil langkah cepat dan sigap.
BACA JUGA: Jatuh Pingsan, Korban Pengeroyokan di Probolinggo Terus Ditampar dan Dijambak
“Dalam kejadian itu, pihak sekolah langsung memanggil pelajar yang terlibat, pihak keluarga, termasuk guru-guru,” kata Agus.