RANCAH POST – Media sosial sempat diramaikan dengan beredarnya halaman sebuah buku yang di dalamnya menyebutkan Yerusalem Ibukota Israel.
Kini, sebagaimana dikatakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemdikbud Totok Suprayitno, buku terebut sudah diralat.
“Buku itu sudah diralat, isinya menjadi Tel Aviv sebagai Ibukota Israel,” kata Totok, dalam jumpa pers di kantor Kemendikbud, Kamis (14/12/2017) silam.
Adapun dalam pertemuan bersama dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), penerbit buku Yudhistira diwakili Djadja Subagdja menyampaikan permohonan maaf terkait penulisan Yerusalem sebagai Ibukota Israel.
“Dalam buku IPS itu, nama negara diurut sebagaimana abjad, Israel dengan urutan nomor 7 dengan ibukota tertulis Yerusalem,” ucap Komisioner KPAI, Retno Listyarti, Selasa (19/12/2017).
“Adapun Palestina berada para urutan negara nomor 12 dengan ibukota yang hanya diisi dengan tanda strip atau dikosongkan,” lanjut Retno.
Penerbit Yudhistira, untuk menyelesaikan masalah tersebut, sudah melakukan revisi dengan mencantumkan Tel Aviv Ibukota Israel dan Yerusalem Ibukota Palestina. Sebagai bukti, KAPI sudah menerima satu eksemplar buku revisi.
Hanya saja meski berjanji melakukan penggantian dan menarik buku lama, Yudhistira mengalami kendala dengan pihak sekolah yang sedang sibuk dengan tugas akhir tahun.
“Kemungkinan benar penarikan buku lama dan pendistribusian buku baru akan dimulai pada Januari 2018 lantaran banyak sekolah tengah sibuk dengan pengisian dan pembagian rapor,” ujar dia.
BACA JUGA:Â Hadir di Aksi Bela Palestina, Ketua MUI Sebut Presiden AS Seperti Ini
Dari informasi yang dihimpun, buku dengan konten serupa juga dimuat Intan Pariwa. Namun dari penjelasan Intan Pariwara kepada KPAI, mereka hanya bertindak sebagai pencetak dan memperbanyak naskah buku BSE.