RANCAH POST – Gelas yang digunakan siswa Muslim dan non Muslim untuk minum dari dispenser diketahui ditempatkan secara terpisah di Sekolah di Taman Puteri, Hulu Langat, Malaysia.
Asian Correspondent melansir, pemisahan gelas yang diberi label ‘Muslim’ dan ‘non Muslim’ itu terungkap setelah sejumlah foto beredar di media sosial.
“Ini hanya akan menimbulkan perpecahan atas nama praktik keagamaan. Ini menunjukkan bahwa kita sudah kehilangan akal, khususnya nilai toleransi,” ucap Johan Arriffin, anggota G25, organisasi non-pemerintah.
Pemisahan cangkir siswa Muslim dan non Muslim itu disebutkan berdasarkan pada kekhawatiran bahwa non Muslim akan mencemari gelas dengan makanan tidak halal yang mereka konsumsi.
BACA JUGA: 10 Nama Jalan dan Desa di Malaysia Ini Nyeleneh Abis, Bikin Geleng-Geleng Kepala
Menurut Johan, hal yang lebih penting adalah kebersihan dari gelas itu bukan siapa yang memakainya.
“Tidak ada masalah digunakan oleh Muslim atau bukan, yang penting gelas dicuci dengan bersih. Pemisahan itu merupakan hal yang bodoh,” kata Johan.
Adapun disebutkan pendiri Parent Action Group for Education Malaysia (PAGE) Noor Azimah Abdul Rahim, hal tersebut serupa dengan pemisahan di era apartheid.
Pada waktu apartheid, restoran dan bus dipisahkan dan kejadian ini mungkin merupakan permulaan dari itu. Jika kita tidak menghentikannya, itu akan menjadi lebih buruk dan akan mencapai titik di mana akan ada restoran dan toilet terpisah untuk Muslim dan non-Muslim. Itu bisa menyebabkan ekstremisme.