RANCAH POST – Media sosial beberapa waktu lalu sempat digegerkan dengan frasa Gaj Ahmada yang disebutkan sebagai nama asli Gajah Mada.
Disebutkan, Gaj Ahmada Patih Kerajaan Majapahit itu dikenal pula dengan nama Syaikh Mada yang beragama Islam. Namun hal ini belum ada penelitian lebih mendalam terkait hal tersebut.
Hanya saja sebagaimana keterangan yang viral tersebut, salah satu bukti yang Kerajaan Majapahit merupakan Kerajaan Islam adalah adanya koin bertuliskan ‘laa ilaaha illallah’ yang beredar pada masa itu.
Koin bertuliskan syahadat itu, sebagaimana informasi yang berhasil dihimpun, berada di Museum Nasional, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, yang menjadi salah satu koleksi di museum itu.
Koin-koin dalam bingkai tersebut berlabel ‘Majapahit’ dengan tulisan ‘Uang Indonesia Masa Kerajaan Islam’ di bagian bawah bingkai tersebut.
Dari sisi koin-koin itu tidak terlihat tulisan syahadat, hanya terlihat gambar wayang. Tapi tertera dalam brosur resmi museum, tulisan Arab itu ada dibalik koin dengan gambar wayang Kresna dan Semar.
BACA JUGA: Kamu Kapan Mudik? Ini Rincian Tanggal Cuti Bersama Idul Fitri 2017
Masih disebutkan dalam brosur itu, tulisan Arab tersebut merupakan tulisan ‘La Ilaaha Illallah’.
Koin-koin dengan bolongan pada bagian tengah itu mendapat sebutan uang gobog dengan gambar Kresna, Semar, ular, dan gajah pada bagian muka.
Adapun pada sisi lainnya, bertuliskan ‘La ilaha Illallah Muhamad Rasulullah’. Pada bagian tengahnya, ada gambar menyerupai lambang Majapahit, yakni Surya Majapahit.
Masih dalam brosur itu pula, tertulis bahwa koin-koin tersebut diperkirakan beredar di masa akhir Kerajaan Majapahit. Tapi belum ada keterangan yang menyebutkan bahwa uang itu dikeluarkan Kerajaan Majapahit.
Sebelumnya, viral frasa Gaj Ahmada itu berawal dari postingan netizen dengan akun Arif Barata.
Mereka menyebutnya Gajahmada untuk memudahkan pengucapan dan belakangan ditulis terpisah menjadi Gajah Mada (walaupun hal ini salah). Kerajaan Majapahit mencapai puncak keemasan pada masa Patih Gaj Ahmada. Konon, kekuasaannya sampai ke Malaka (sekarang masuk wilayah Malaysia).
1 Komentar
Jika berita ini benar dan faktual..apalagi sudah ada bukti dan referensinya..maka pemerintah harus berani mengkoreksi fakta yang sesungguhnya dan mempublikasikan dan mengganti semua yang pernah d tulis..