RANCAH POST – Sejumlah analis, pengamat, dan diplomat menuding bila pasukan Bashar Assad dan sekutunya, Rusia, yang menjadi pelaku serangan senjata kimia di Suriah.
Jumlah korban serangan senjata kimia di Provinsi Idlib, Suriah, diperkirakan mencapa 450 orang. 100 orang di antaranya disebutkan tewas dan 350 lainnya sakit.
Namun tudingan itu dibantah tegas oleh Rusia, begitu juga pemerintah Suriah yang menyanggah telah menggunakan senjata kimia dalam perang sipil yang terjadi dalam kurun waktu 6 tahun itu.
Pemerintah Rusia melalui kementerian pertahanannya menyebutkan bahwa jatuhnya korban jiwa dari warga sipil itu diakibatkan serangan jet tempur pemerintah terhadap pabrik yang berisikan persediaan senjata kimia milik pemberontak.
Disebutkan pihak oposisi, serangan senjata kimia di wilayah Kahn Sheikhoun tersebut merupakan pembantaian yang sangat mengerikan. Menurut mereka, serangan itu merupakan pelanggaran hukum internasional terburuk.
Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 86 orang, 30 di antaranya anak-anak, dilaporkan menjadi korban dalam serangan senjata kimia di kota Khan Sheikhun, Suriah.
Serangan senjata kimia di Provinsi Idlib tersebut terjadi Selasa (4/4/2017) kemarin. Pemerintah Bashar Assad dituding menjadi dalang serangan kimia yang menelan banyak nyawa tersebut. Namun hal itu dibantah.
“20 orang wanita tewas. Korban akan terus bertambah dengan adanya korban yang belum ditemukan,” ujar Syrian Observatory for Human Rights, organisasi pemantau konflik Suriah, Kamis (6/4/2017).