RANCAH POST – Anton T Digdoyo yang merupakan seorang mantan petinggi Kepolisian Republik Indonesia meluruskan informasi yang menyebutkan bahwa seorang polwan dimarahi dan terlihat tak berdaya ketika dimarahi warga keturunan karena salah menyebut nama Hong Cin.
“Saya sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pimpinan kepolisian. Hasilnya, postingan itu merupakan berita bohong,” ujar Anton, Jum’at, 25 Februari 2017.
Dipaparkan Anton, video tersebut berisikan video seorang Bintara Siswa Sspolwan angkatan 45 tahun ajaran 2016/2017 yang sedang menjalani masa pendidikan. Bintara siswa itu mendapat teguran karena memanggil polwan senior bernama Hong Cin dengan kata ‘aku dan kamu’ tanpa memakai kata ibu selazimnya antara junior dan senior di kalangan TNI maupun Polri.
Adapun yang melakukan perekaman atau mendokumentasikan peristiwa tersebut merupakan kakak letingnya yang dinas sebagai pengasuh di Sepolwan. “Jadi bukan dihukum oleh warga Tionghoa, tapi dinasehati oleh seniornya,” lanjut Anton.
Anton pun menyebutkan bahwa dari hasil pelacakan IT, video Hong Cin yang diviralkan oleh kelompok tertentu itu melalui media sosial itu bermaksud merusak citra kepolisian. “Untuk identitas admin yang memviralkan video itu masih dalam penyelidikan,” ucap dia.
Sebelumnya, sebuah video yang beredar di media sosial membuat kehebohan dan memantik reaksi di kalangan netizen. Video itu pun langsung berubah viral. Video tersebut memperlihatkan seorang polisi wanita yang tidak diketahui identitasnya dihukum lantaran tidak menyebut kata ‘ibu’ untuk memanggil seorang perempuan bernama Hong Cin.
Dalam video yang diberi judul ‘SIAPAKAH HONG CIN SAMPAI POLWAN INI RELA DI HUKUM’ itu, polwan tersebut nampak menyampaikan permohonan maafnya karena tidak memanggil Hong Cin dengan sebutan ‘ibu’ terlebih dahulu. Masih dalam video itu, polwan bahkan siap ditindak lantaran salah menyebutkan nama perempuan tadi.
Mayoritas netizen sepertinya dibuat penasaran dengan video tersebut. Hanya karena salah menyebut nama Hong Cin, polwan itu harus minta maaf dan rela dihukum. Tak sedikit netizen yang mengira bahwa perempuan yang harus dihormati itu berasal dari etnis tertentu.