RANCAH POST – Jagat media sosial kembali bergemuruh pasca beredarnya sebuah postingan salah satu netizen yang mengaku telah diancam oleh seorang oknum polantas yang tengah mengawal mobil mewah di Jalan Raya Cipanas, Puncak, Jawa Barat pada hari Sabtu (4/2).
Dalam postingan yang diunggah oleh netizen bernama Ihsan Amaludin melalui akun Facebook, pada hari Minggu (5/2), menceritakan pengalaman tidak mengenakan atas perlakuan seorang oknum anggota polantas.
Menurut postingan, netizen bernama Ihsan bersama keluarga melaju mengendarai mobil pribadi dari arah Jakarta menuju Puncak sekitar pukul 14.30 WIB. Saat dalam perjalanan, di tengah kemacetan, disebutkan ada sebuah mobil mewah yang dikawal forerider polantas menyalip.
Tak berselang lama, mobil-mobil yang tengah antri di kemacetan, berjalan ke arah bahu jalan sebelah kiri, termasuk dirinya. Ternyata, ia mendapati biang kemacetan di jalan tersebut karena motor polantas bernomor BM 11 dan mobil mewah tadi berhenti di tengah jalan sehingga menghalangi kendaraan lain di belakangnya.
Setelah berhasil melewati polantas tersebut, netizen Ihsan mengaku memotret kondisi lalu lintas yang kian macet yang diduga karena ulah oknum forerider dengan menggunakan kamera smartphone. Saat mengabadikan kondisi jalan tersebut, rupanya sang polantas mengetahui dirinya terpotret, ia pun memotret balik kendaraan netizen, menghampiri dan mengetuk kaca mobil.
Dari situlah awal mula terjadinya ketegangan antara netizen dengan seorang oknum polantas yang tengah mengawal mobil mewah ber-plat B itu. Selengkapnya, perbincangan antara netizen Ihsan Amaludin dan oknum polantas dapat disimak sebagaimana dikutip Facebook berikut di bawah ini.
Diancam polisi di jalan raya cipanas, puncak, sabtu 4 Februari 2017.
Siang sekitar pukul 14.30 sy bersama keluarga (4 mobil) bergerak dari arah jakarta ke puncak.
Sy mengendarai mobil innova putih bersama istri dan anak2 saya (11thn, 8thn, 3thn) seorang ponakan (6thn) dan seorang ART.Dalam kemacetan menuju arah puncak ada sebuah mobil Alphard hitam berplat B, menyusul saya dikawal oleh seorang forerider polantas bernomor kendaraam BM 11. Setelah berlalu beberapa saat, sy melihat mobil2 bergerak kearah bahu jalan di kiri seakan ada mobil yg mogok di jalur saya.
Sy pun mengikuti kendaraan lain melipir kebahu jalan dan melihat ternyata forerider yg tadi menyusul saya, tengah berhenti di tengah jalan, sehingga menghalangi kendaraan lain dibelakangnya..
Setelah sy melewati polisi tersebut, sy memotret kondisi lalu lintas yang menjadi semakin macet karena ulah forerider itu dengan menggunakan kamera handphone sy.
Kemudian saat polisi tsb mengetahui sy melakukan pemotretan, dia memotret balik kendaraan saya dengan HP-nya kemudian menghampiri kendaraan saya dan mengetuk kaca mobil.
Sy pun menurunkan kaca mobil dan terjadi pembicaraan sbb:
(P=polisi, S=saya, I=istri)P: “mengapa anda tadi memotret saya? Tidak boleh memotret tanpa ijin.”
S: “Sy memotret kondisi jalan raya, sy tidak khusus memotret anda”.
P: “Sy mau lihat SIM dan STNK!” (Nada nya mulai tinggi).
S: “Untuk apa ya pak? Apa kesalahan saya sehingga bapak mau lihat SIM & STNK?”
P: “Anda harusnya tidak memotret saya tanpa ijin!”
S: “Baik, kalau begitu saya minta disebutkan sy melanggar perundangan apa, pasal berapa?”
P: “Daripada saya kempeskan ban mobil anda!” (Nada-nya semakin tinggi)
S: “Wah, kok jadi mengancam begitu? Sy hanya meminta disebutkan kesalahan saya melanggar pasal berapa?”
“Bunda!” (sy bicara pada istri sy disebelah sy) “rekam ini polisi yang mengancam2!”.
Kemudian polisi itu berteriak sangat keras, dengan ekspresi pemain sinetron terkenal didepan wajah saya..
P: “Mana SIM dan STNK!!!”
S: “Jelaskan dulu, apa kesalahan saya?”
Kemudian polisi itu menunjuk2 wajah saya dengan keras, sehingga melukai mulut saya dengan kuku-nya sambil berkata kurang lebih sebagai berikut:
P: “Sudah pintar kamu ya, pintar!”
Istri saya kemudian berkata kepada polisi tsb:
I: “Pak, jangan kasar begitu, disini banyak anak2”.
Saya kemudian bermaksud keluar dari mobil, namun setelah pintu terbuka didorongnya pintu mobil saya oleh polisi tsb sehingga tertutup kembali dengan keras.
Dia masih membentak2 yang saya lupa apa yg dikatakan-nya, namun sepersekian detik kemudian bbrp anggota keluarga saya dari mobil lain mulai berdatangan.
Kakak ipar sy yg wanita mencoba melerai dengan menarik tangan polisi tsb dan bicara baik2, namun polisi itu mendorong-nya sehingga terjadi saling dorong antara polisi tsb dan keluarga yang bermaksud melerai. Sampai akhirnya sy bisa keluar dari mobil.
Merasa terkepung, polisi itu kemudian berkata: “kalau berani jangan keroyokan!”
Diapun bergegas menuju motor-nya sambil mendorong saya cukup keras dan hampir memicu keributan kembali.
Dan kemudian dia pergi, kembali mengawal mobil alphard hitam berpelat B tsb.
Berikut capture kronologi lengkap seperti diambil dari Facebook milik Ihsan Amaludin.
Postingan Ihsan Amaludin pun kini menjadi viral di media sosial. Hingga saat ini telah dibagikan sebanyak 18 ribu kali, dan disukai oleh lebih dari 17 ribu orang dengan diekpresikan sendiri-sendiri.