RANCAH POST – Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM sampai 20 persen per 1 Januari 2017 nyatanya membuat warga emosi dan marah. Tak hanya melakukan aksi vandalisme, mereka juga melakukan penjarahan sebagai bentuk protes menentang kebijakan pemerintah tersebut.
Kamis (5/1/2017), ABC News memberitakan, kerusuhan itu menyebabkan seorang polisi dan warga tewas. Akibat kejadian itu, 300 toko dijarah dan lebih dari 600 ditangkap oleh aparat.
Amarah warga memuncak usai Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto menaikkan harga BBM menjadi 20 persen. Keputusan pemerintah menaikkan BBM itu merupakan bagian dari deregulasi pemerintah pada bidang energi. “Saya memahami marah dan jengkelnya publik dengan kebijakan ini. Hanya saja bila keputusan ini tidak diambil, konsekuensinya akan lebih berat lagi,” ujar Enrique.
Dengan kenaikkan BBM tersebut, satu liter premium menjadi 17,79 peso. Namun yang mengejutkan adalah harga satu galon atau 4 liter premium yang harganya nyaris sama dengan upah minimum di Meksiko, yakni 80 peso. Oleh karena itu, warga kemudian turun ke jalan dan melakukan aksi protes dengan memblokir jalan, merampok pom bensin, dan membobol toko.
Berkenaan dengan hal itu, Dewan Uskup Meksiko meminta pemerintah untuk kembali mempertimbangkan kenaikkan BBM yang bisa merugikan kalangan bawah tersebut. Namun di samping itu, uskup juga meminta kepada para demonstran agar berhenti melakukan penjarahan dan lebih mengutamakan cara damai untuk mengungkapkan kekesalan mereka.
Sementara itu, di Kota Veracruz, sekitar 50 instansi, termasuk di dalamnya toko, supermarket, dan sejumlah outlet menderita kerugian yang sangat besar. Para pelaku penjarahan itu menjarah sejumlah barang seperti lemari es, pemutar DVD, makanan, TV, dan sejumlah barang lainnya. “Perbuatan ini melanggar hukum dan tidak ada kaitannya dengan kebebasan berekspresi atau protes yang berjalan damai,” kata Rene Juarez, Wakil Menteri Dalam Negeri, sebagaimana dilansir BBC.