RANCAH POST – Belakangan ini sensor sidik jari tampaknya sudah bukan lagi merupakan fitur asing dan super premium di smartphone. Bahkan dalam ponsel seharga Rp1,5 jutaan saja fitur yang dulu sangat langka ini sudah bisa ditemukan.
Sebagai salah satu pengguna fitur sensor sidik jari pertama, Samsung jelas berperan besar dalam perkembangan dan peningkatan popularitas dari teknologi ini. Dan tak mustahil jika sebagai salah satu pioneer, Samsung juga berencana untuk mengembangkan teknologi ini ke tingkat selanjutnya.
Namun Samsung tidak akan bisa melakukan itu sendirian. Pasalnya teknologi ini sendiri memang bukan kembangan Samsung. Mereka mendapatkannya atas hasil kerja sama dengan FPC asal Swedia dan Synaptic dari AS. Bisa dikatakan bhawa mereka adalah sumber utama Samsung untuk mendapatkan teknologi sensor sidik jari tersebut.
Namun belakangan ada pula kabar yang beredar, bahwa Samsung sedang mulai mencari celah baru di pasar teknologi sidik jari tersebut. Karena tidak dipungkiri bahwa saat ini sudah ada cukup banyak vendor sensor sidik jari yang cukup mumpuni di luar sana. Dan tidak hanya itu saja, beberapa vendor mungkin akan bisa menawarkan kesepakatan yang lebih menguntungkan.
Hal ini sebenarnya didorong oleh keburuhan Samsung untuk memenuhi kuota stock sensor sidik jari yang harus mereka siapkan, tidak hanya untuk varian premium, melainkan juga varian lebih ringan yang kinis udah dibekali sensor sidik jari. Tidak tanggung, perusahaan asal Korea Selatan ini sampai membutuhkan hingga lebih dari 2 juta unit sensor untuk memenuhi permintaan pasar.
Selain butuh tenaga lebih dan stock sensor sidik jari lebih, pencarian akan perusahaan atau vendor alternatif ini juga turut bisa mengurangi ketergantungan Samsung terhadap vendor utama saat ini. Dan dengan demikian, Samusng bisa lebih leluasa dalam menekan rekan bisnisnya tersebut.