RANCAH POST – Sebuah rudal balistik yang ditembakan dan diarahkan pemberontak Houthi ke kota suci Mekah berhasil dihalau pasukan keamanan Arab Saudi. Dalam pernyataannya, rudal balistik itu berhasil dijatuhkan sekitar 65 kilometer dari Kota Mekah.
Serangan rudal balistik yang gagal itupun kemudian dibalas koalisi Arab Saudi dengan mengerahkan jet tempur untuk menghancurkan tempat peluncur roket yang ada di Saada Yaman. Serangan rudal itu ditenggarai sebagai bentuk balas dendam pemberontak Houthi terhadap Arab Saudi yang mempunyai peran melawan pemberontak pemerintahan Yaman tersebut.
Beberapa pekan terakhir ini, ketegangan semakin meningkat usai pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi menyerang dan membom sekelompok warga yang tengah mengikuti prosesi pemakaman. Dalam serangan berdarah itu, 140 orang tewas termasuk di antaranya para petinggi Houthi.
Sebagaimana dilansir SPA, Kantor Berita Arab Saudi, rudal yang diluncurkan pada Kamis (27/10/2016) itu berhasil dihancurkan 65 kilometer sebelum mencapai Kota Suci Mekah. SPA juga menyebutkan bahwa serangan rudal itu dilancarkan dari wilayah Saada, wilayah kekuasaan pemberontak Houthi.
Peluncuran rudal yang dinamai Burkan-1 iu dikonfirmasi pemberontak Houthi melalui kantor berita miliknya, Jum’at (28/10/2016). Houthi sendiri mengklaim bahwa serangan itu diarahkan ke Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah.
Sementara itu, Ahmed Obeid bin Daghr, Perdana Menteri Yaman berucap, Iranlah yang seharusnya bertanggung jawab. Sebab sebagaimana dikatakannya, para pejuang Houthi itu dilatih oleh Iran di Iran dan Beirut yang membuka jalan bagi pemberontak Houthi melakukan agresi terhadap pemerintah Yaman.
Perang di Yaman tidak dimulai pada 26 Maret 2015. Pada kenyataannya, dimulai ketika Houthi mengangkat senjata melawan saingan politik dan negara dengan dukungan yang jelas dari Iran, yang melatih sekitar 6.000 Houthi di Iran atau di Beirut.