RANCAH POST – Terhitung ada 30 aktivis yang menggelar do’a di TPU Sisir, Kota Batu, Jawa Timur. Do’a yang mereka gelar tak lain memperingati 12 tahun meninggalnya pegiat Hak Asasi Manusia bernama Munir. Dalam acara yang digelar tersebut, mereka menaruh harapan kepada Joko Widodo membuka hasil investigasi yang dilakukan tim pencari fakta agar kasus meninggalnya aktivis HAM itu dapat diselesaikan.
Sebagaimana disampaikan Staf Administrasi Omah Munir, Henni Rochmawati, tuntutan telah diajukan ke Sekretaris Negara agar data hasil investigasi tim pencari fakta dibuka dalam rangka memperingati 12 tahun meninggalnya Munir. Sebab sampai sekarang ini misteri kematian Munir belum terungkap.
Omah Munir sendiri merupakan museum yang di dalamnya berisi dokumentasi perjuangan aktivis HAM dan menuntut presiden agar menyelesaikan semua pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
“Kita berharap di 12 tahun ini ada hasil postif atas kasus tersebut. Negara harus membuka data yang tersimpan. Kematian Munir bisa dibongkar dan diungkap bila presiden mau membuka data hasil penyelidikan tim pencari fakta,” kata Henni, Rabu (7/8/2016).
Mendiang Munir Said Thalib memang dikenal sebagai aktivis yang giat melawan pelanggaran HAM. Ia meninggal dalam perjalanan menuju Belanda pada 7 September 2004 akibat racun arsenik. Ia ditemukan sudah tak bernyawa 2 jam sebelum pendaratan.
Saat ini kasus pelanggaran HAM di Indonesia semakin buram. Omah Munir dan beberapa aktivis dari Kota Batu dan Kota Malang akan rutin menggelar aksi Kamisan, supaya pemerintah serius menuntaskan pengusutan kasus HAM di Indonesia.