RANCAH POST – Di belahan bumi manapun, peperangan hanya akan menyisakan tragedi yang memilukan. Banyak nyawa yang tak berdosa melayang sia-sia, termasuk anak-anak, dan Suriah adalah salah satu dari sekian negara yang terlibat dalam peperangan. Mirisnya, peperangan tersebut adalah perang saudara.
Kamis (28/4/2016) siang kemarin waktu Suriah, tragedi memilukan terjadi, Rumah Sakit Al-Quds yang berada di Kota Aleppo porak poranda dihantam rudal. Alhasil insiden penembakan rudal terhadap tempat yang dihuni oleh mayoritas warga korban perang tersebut menewaskan tak kurang dari 27 orang termasuk anak-anak, 14 pasien, dan 3 orang dokter di rumah sakit itu sendiri.
Zuhair, warga Suriah yang menjadi saksi menyebutkan, hancurnya rumah sakit Al-Quds akibat serangan udara. “Dua roket menghantam rumah sakit, asalnya dari pesawat Rusia,” ucapnya kepada BBC.
Sedangkan saksi lainnya menyebutkan serangan rudal tersebut berasal dari jet tempur milik tentara Suriah. Selama 3 hari terakhir, Kota Aleppo mendapat serangan gencar di beberapa titik. Adapun korban tewas mencapai 60 orang, demikian dilaporkan kelompok pemantau HAM Suriah.
Namun kesaksian warga tersebut dibantah oleh juru bicara militer Rusia. Selama seminggu terakhir ini, sebagaimana diklaim piha militer Rusia, pihaknya tidak pernah mengirimkan jet tempur ke Kota Aleppo. Begitu pula dengan militer Suriah, melalui televisi nasional mereka membantah telah melancarkan operasi udara.
Adalah lembaga amal Dokter Lintas Batas (MSF) yang mengelola Rumah Sakit Al-Quds tersebut. Dalam insiden berdarah tersebut, Mohammed Wasim Moaz, salah seorang dokter spesialis anak, ikut tewas. Sejak tahun 2013, ia menolak meninggalkan Aleppo demi merawat anak-anak yang menjadi korban perang. “Moaz adalah dokter spesialis anak terakhir yang ada di Aleppo,” ujar salah satu juru bicara MSF, Aitor Zabalgogeazkoa.