RANCAH POST – Kerusuhan terjadi di pinggiran ibukota Mesir, Kairo. Kerusuhan tersebut terjadi menyusul insiden penembakan yang dilakukan seorang polisi terhadap tiga orang pria hanya karena berdebat soal harga satu cangkir teh.
Kementerian Dalam Negeri Mesir dan sejumlah saksi mata menyebutkan, seorang polisi melakukan penembakan terhadap tiga orang pria saat terlibat perdebatan mengenai harga secangkir teh di pinggir jalan di wilayah Al Rehab. Insiden penembakan tersebut berujung degan tewasnya seorang pria, Rabu (20/4/2016) kemarin, seperti dilansir Reuters.
Usai insiden penembakan itu, saksi mata mengatakan, lokasi penembakan dengan cepat dikerumuni massa. Massa yang marah membalikkan mobil polisi di lokasi dan melakukan pemukulan terhadap polisi lainnya yang berada di lokasi penembakan. Warga yang marah menuding polisi membunuh warga miskin sembari memegang selongsong peluru dari lokasi, sebagaimana terlihat dalam video amatir yang dikirimkan ke Reuters oleh seorang saksi. “Kementerian Dalam Negeri tak ubahnya seperti preman,” teriak massa yang marah.
Adalah Al-Sayyed Zeinhem Abdel Razzaq, polisi yang melakukan penembakan tersebut. Sebelum diserahkan ke aparat keamanan, ia sempat dikeroyok puluhan warga. Pria yang menjadi korban penembakan dalam insiden secangkir teh itu adalah seorang pemuda berusia 21 tahun bernama Mostafa Mohamed Mostafa. Mostafa sendiri dimakamkan di Provinsi Minya, kampung halamannya. “Polisi adalah penjahat,” teriak ratusan demonstran.
Perbuatan brutal oknum kepolisian Mesir bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya pada Februari lalu, seorang oknum polisi menembak seorang sopir taksi lantaran berselisih soal ongkos.