RANCAH POST – Setelah lebih dari setangah abad lamanya, beberapa majalah khusus pria dewasa sepertinya sedang memasuki masa suram dan tengah sekarat, menanti ‘ajalnya’. Pernyataan ini bukan tanpa alasan dan bisa dibuktikan dengan beberapa media cetak berkonten pria dewasa yang kini lebih memilih untuk berhenti terbit.
FHM misalnya, salah satu majalah dengan konten dewasa yang penuh dengan foto-foto wanita seksi ini memutuskan pada tahun 2016 ini akan berhenti cetak dan akan menerbitkan edisi terakhirnya pada Februari 2016 mendatang. Disebutkan, edisi terakhir FHM ini akan menampilkan foto Holly Willoughby, presenter tv dari Inggris.
“Ini akan menjadi kehormatan bagi saya menjadi bagian dari edisi terakhir,” ucap Holly.
Hal yang sama dilakukan majalah pria dewasa terkemuka lainnya, Playboy. Tahun lalu, tepat Oktober 2015, Playboy mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi memperlihatkan foto-foto modelnya yang seksi tanpa balutan benang sehelai pun.
Lalu bagaimana dengan Penthouse? Setelah beredar di rak-rak majalah lebih dari 50 tahun, akhirnya Penthouse mengikuti jejak FHM dan Playboy, kedua pesaingnya. Namun berbeda dengan langkah Playboy ataupun FHM, meski tidak akan terbit dalam bentuk cetak, Penthouse akan muncul dalam versi digital.
“Bagi pembaca Penthouse, ini akan menjadi cara baru untuk menikmati majalah pria dewasa terbaik di dunia,” ucap FriendFinder Networks, penerbit majalah Penthouse.
Sebagai langkah nyata, di New York, Penthouse telah menutup divisi majalahnya dan memindahkan semua operasi ke kantor pusat yang terletak di Los Angeles.
Penthouse, yang pernah mencetak rekor penjualan lebih dari 5 juta eksemplar sejak satu dekade terakhir telah mengalami jalan terjal sejak Bob Guccione, sang pendiri, pada tahun 2004 mengumumkan Penthouse gulung tikar dan dibeli kembali oleh pemilik awal, FriendFinder Networks.
“Langkah ini akan membuat Penthouse tetap kompetitif pada masa mendatang serta akan mulus menggabungkan fitur-fitur bergambar kami yang tak tertandingi dan konten editorial dengan video kami,” kata CEO FriendFinder, Jonathan Buckheit.
Meskipun akan memulai babak baru di dunia digital, agaknya mereka akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi Penthouse versi digital.