RANCAH POST – Tampaknya penjualan handset Sony Xperia Z5 di AS tidak akan seindah dugaan Sony sebelumnya. Bahkan diprediksi bakal lebih buruk dari pasar lainnya.
Bukan tanpa alasan, hal ini disebabkan oleh hilangnya fitur pemindai sidik jari oada Sony Xperia Z5 dan Xperia Z5 Compact yang dikatakan gagal lolos pengujian dan telah disita oleh pihak TSA. Masih belum ada penjelasan lebih lengkap mengenai masalah ini, namun yang jelas, flagship anyar Sony ini tidak bisa lagi mengandalkan keamanan sebagai senjata utama mereka.
Dibandingkan dengan handset sebelumnya (Sony Xperia Z3), ponsel baru Xperia Z5 ini memang menawarkan dukungan spesifikasi lebih mumpuni seperti chipset yang lebih andal dan kamera yang lebih baik. Namun tetap saja, tanpa adanya sensor sidik jari, akan jadi seperti apa Sony XPeria Z5 ini nantinya. Toh performanya juga tidak jauh berbeda dengan handset Xperia Z3 misalnya.
Sebagai informasi untuk Anda, di AS sendiri handset Sony Xperia Z3 dibanderol seharga USD360 atau sekitar Rp5 jutaan, jauh dibawah harga Xperia Z5 yang dibanderol senilai USD600 atau setara Rp8,3 jutaan. Sementara Sony Xperia Z3 Compact dibaderol senilai USD360 setara Rp5 jutaan yang masih lebih murah dari Xperia Z5 COmpact yang dijual seharga USD500 atau setara Rp6,9 jutaan.
Sungguh aneh rasanya jika pemindai sidik jari Sony ini tidak lolos uji. Namun diluar itu semua, sebuah masalah besar kini siap menghadang Sony. AS adalah pasar ponsel yang cukup besar, dan ketidak tersediaan fitur pemindai sidik jari pada flagship Sony Xperia Z5 di wilayah tersebut akan sangat berdampak pada penjulan Sony kedepannya. Terlebih AS juga dikenal denngan pasar yang lebih fokus pada jenis ponsel premium dengan segudang fitur kelas kakap. Jadi ketidak tersediaan pemindai sidik jari pasa Sony Xperia Z5 dan Xperia Z5 Compact ini akan sangat besar dampaknya.