RANCAH POST – Besok, tepat tanggal 24 Desember 2015, sebagian besar umat Muslim di Indonesia akan memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW atau yang dikenal dengan istilah Maulid Nabi atau yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan Istilah Muludan.
Masyarakat Muslim Indonesia sendiri secara umum memperingati Maulid Nabi atau hari lahirnya Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan hijriyah ini biasanya dengan mengadakan berbagai ritual keagamaan, seperti pengajian, pembacaan barzanzi, dan juga pembacaan shalawat nabi.
Tak hanya di Indonesia, seiring berjalannya waktu dari masa ke masa, segenap umat Muslim di dunia tiap tahunnya menjadikan Maulid Nabi sebagai sebagai sebuah momentum yang bernilai. Sesuai dengan kebudayaan dan tradisi mereka sendri, mereka juga memperingati Maulid Nabi sama halnya dengan kebiasaan masyarakat Muslim di Indonesia.
Tapi tahukah Anda siapakah pelopor atau pionir dilaksanakannya peringatan Maulid Nabi ini?
Dalam beberapa referensi, peringatan Maulid Nabi ini pertama kali dilaksanakan oleh pendiri Dinasti Ayyubiyah, Salahuddin Al-Ayyubi, seorang pejuang Muslim Kurdi berpangkat jenderal yang berasal dari Irak, Tikrit tepatnya.
Dalam perjalanan hidupnya sebagai salah satu khalifah Islam, ia terlibat peperangan hebat memperebutkan Jerussalem dengan pasukan salib yang berasal dari Eropa pimpingan Richard yang dikenal dengan The Lion Heart, seorang Raja berkebangsaan Inggris.
Dalam menghadapi peperangan yang hebat tersebut, Salahuddin Al-Ayyubi mempersiapkan mental pasukannya dengan menceritakan kembali sejarah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam. Menurut Salahuddin Al-Ayyubi, banyak kisah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW yang harus diteladani, khususnya perjuangan Nabi Muhammad SAW dan pasukannya memerangi musuh-musuh Allah seperti dalam Perang Badar, Uhud, Hunain, Mu’tah, Khaibar, dan peperangan lainnya.
Oleh Salahuddin Al-Ayyubi, cerita Rasulullah SAW berjuang di jalan Allah untuk menegakkan agama Islam dijadikan sebagai alat untuk mengobarkan semangat jihad hingga pada akhirnya peperangan hebat tersebut berhasil dimenangkan Salahuddin Al-Ayyubi berserta pasukannya dan berhasil merebut Jerussalem. Sesudah peperangan tersebut berakhir, peringatan Maulid Nabi dilaksanakan oleh para penguasa Muslim yang ada di Timur Tengah.
Hingga saat ini, peringatan Maulid Nabi ini tetap dipertahankan oleh sebagian umat Islam. Peringatan Maulid Nabi ini tak lain sebagai bentuk peneladanan sifat dan sikap yang dimiliki Nabi Muhammad SAW dan sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah SAW. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Wallahu a’lam.