RANCAH POST – “Bos, mau ABG, bos?” ujar seorang ‘Mami’ tambun menawarkan ABG alias anak baru gede sebagaimana dilaporkan salah satu media lokal Tasikmalaya saat melintasi Jl. Pagadean – Mayor Utarya, Kota Tasikmalaya, malam Kamis, 2 Desember 2015, kemarin.

Tapi tahukan Anda? Kota Tasikmalaya adalah salah satu kota di Jawa Barat yang dijuluki Kota Santri. Tidak mengherankan memang, sebab di Kota Tasikmalaya sendiri tumbuh subur pesantren-pesantren. Bahkan, beberapa pesantren di Kota Tasikmalaya ini dikenal ‘kahot‘ dan punya nama besar, sehingga orang sudah tidak asing lagi dengan beberapa pesantren tersebut.

Meski Kota Tasikmalaya adalah Kota Santri yang notabene lekat dengan ajaran agama dengan militansi santrinya yang tidak kenal ampun dengan nama kemaksiatan, di Kota yang dipimpin oleh Budi Budiman ini kemaksiatan masih merajalela dan bisa dikatakan tumbuh subur.

Di samping maraknya peredaran miras, salah satu biang kemaksiatan yang tumbuh subur adalah bisnis esek-esek yang mirisnya melibatkan beberapa remaja yang tergolong masih belia dan tidak sedikit dari mereka yang berstatus sebagai pelajar.

“Bos, mau ABG, bos?” ujar seorang ‘Mami’ tambun menawarkan ABG alias anak baru gede saat initasik.com melintasi Jl. Pagadean – Mayor Utarya, Kota Tasikmalaya, malam Kamis, 2 Desember 2015, kemarin.

Tentu saja, ABG tersebut adalah Pekerja Seks Komersial (PSK) yang masih belia.

“Mana ABG-nya?,” timpal media.

Wanita itu pun menjawab, “Tuh!” seraya memanggil seorang ABG berbaju lekbong dan bercelana ketat.

Percakapan pun berlanjut.
“Berapa?”
“Rp 250 ribu.”
“Aman, ngga?”
“Aman. Mainnya di Hotel Sa***sa. Ngga ada razia,” katanya meyakinkan.

Masih menurut si ‘Mami’, itu merupakan harga untuk sekali main. Jangan salah, mereka tidak berdua, ada sekitar tujuh perempuan lain yang biasa mangkal di wilayah yang tak jauh dari sebuah rumah sakit swasta tersebut. Tak hanya di lokasi itu saja, mereka pun nampak terlihat di sekitar jalan Mayor Utarya, Kota Tasikmalaya.

Share.

Leave A Reply