RANCAH POST – Kelompok militan Syiah dan Kurdi Irak terus menyerang pasukan ISIS atau DI dan menghalau mereka dari wilayah Amerli, Irak utara.
sekitar dua bulan warga yang dikepung kelompok Daulah Islamiyah (DI) atau dulu disebut ISIS.
Pasukan gabungan milisi Syiah dan Kurdi juga menguasai markas DI di kota itu.
Sementara, organisasi HAM, Amnesty International mengatakan, mereka telah menemukan bukti baru bahwa Negara Islam telah melakukan kampanye pembersihan etnis di Irak utara.
“Negara Islam (DI) melakukan kejahatan keji dengan menjadikan daerah pedesaan (di wilayah utara) Sinjar menjadi ladang pembantaian yang berdarah-darah… Mereka melakukan kampanye brutal untuk melenyapkan semua jejak non-Arab dan Muslim non-Sunni,” kata aktivis Amnesty International, Donatella Rovera.
PBB telah mengirim tim ke Irak untuk menyelidiki “tindakan tidak berperikemanusiaan dalam skala yang tidak terbayangkan”.
Kekerasan di Irak meningkat secara dramatis dalam beberapa bulan terakhir melalui kehadiran DI dan kelompok pemberontak Sunni lainnya. Mereka telah menguasai sebagian besar Irak utara dan barat.
Ribuan orang telah tewas yang sebagian besar adalah warga sipil, dan lebih dari satu juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.