RANCAH POST – Pasca diakuisi Facebook beberapa waktu lalu, WhatsApp tentunya menyimpan berbagai kisah dan cerita di balik persetujuannya dalam kesepakatan tersebut. Mulai dari alasan, resiko, ketidak sepahaman dan lainnya. Termasuk bagaimana perasaan para pendiri WhatsApp pasca akuisi tersebut dirampungkan.
Nilai yang ditawarkan kepada WhatsApp oleh Facebook untuk akuisi ini, yang mencapai US$ 19 miliar, tentunya merupakan nilai yang fantastis. Menanggapi nilai akuisisi itu, salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton, mengatakan merasa ‘mati rasa’.
“Anda seperti mati rasa dan berusaha memahami semuanya. Ini mengubah hidup saya, dan saya menyadari hal itu,” kata Acton menanggapi kesepakatan besar tersebut, seperti dilansir USA Today.
Pernyataan Acton itu disampaikannya dalam StartX di Palo Alto, California, pada Rabu malam waktu setempat. Pernyataan ini sekaligus memecah keheningannya pasca pertama kali Facebook mengumumkan kesepakatan untuk membeli WhatsApp.
Acton mengatakan bahwa dia dan pendiri WhatsApp yang lain, Jan Koum, memutuskan menerima pinangan Facebook ketimbang harus menjalani pengawasan Wall Street dan proses IPO yang panjang. “Saya tidak tahu apakah saya punya stamina untuk itu,” sambungnya.
Namun dia menegaskan bahwa WhatsApp akan tetap independen, termasuk tidak berencana mengubah kebijakan privasi. Pernyataannya sekaligus menjawab peringatan dari kelompok pendukung privasi, yang memperingatkan kalau Facebook bisa mendapatkan akses ke informasi personal pengguna WhatsApp.
WhatsApp menjamin tidak akan mengumpulkan informasi seperti nama, jenis kelamin, alamat, atau umur, seperti yang dilakukan Facebook. Sebaliknya, pengguna hanya perlu mendaftarkan nomor telepon mereka untuk bisa menggunakan aplikasi tersebut.
“WhatsApp memiliki kebijakan perusahaan, tidak ada iklan, tidak ada game, dan tidak ada gimmick,” tegas Acton.