RANCAH POST – Pemimpin nomor satu Uruguay Jose “Pepe” Mujica, masuk nominasi mendapat nobel perdamaian, hal itu dikarenakan dia melegalkan ganja di negaranya pada Desember tahun lalu.
“Saya sangat berterima kasih kepada mereka yang telah memberikan nominasi penghargaan ini,”. kata sang presiden, Minggu (9/2/2014).
“Kami hanya mencoba untuk menyediakan sesuatu yang sudah menjadi haknya sesuai dengan jalur. Kami tidak tahu kalau itu akan sukses. Kami meminta dukungan, secara sains, dan memahami jika ketergantungan itu tidak baik. Tapi melegalkan marijuana (ganja) kami mempunyai sebuah tujuan dari perdagangan obat,” tambah Mujica.
Uruguay menjadi negara pertama di dunia yang melegalkan produksi, penjualan, dan konsumsi ganja. Hukum di negara itu membolehkan pendaftar khusus untuk membeli 40 gram ganja setiap bulannya di toko obat yang sudah ditunjuk. Namun turis tidak dapat menikmati kebijakan ini.
Pemerintah Uruguay menjual ganja seharga USD1 atau setara Rp12.000 per gramnya, demi memangkas perdagangan gelap yang menjual seharga USD1,4.
Keputusan ini tak pelak mengundang kritikan dari dunia intenasional karena ditakutkan hukum baru tersebut dapat meningkatkan tingkat ketergantungan ganja di negara itu.
Namun Mujica menegaskan, hukum ini sebagai alternatif dari memerangi perdagangan obat secara tradisional serta menjadi sebuah percobaan, bukan hanya di Uruguay, tetapi juga di seluruh dunia.
“Perjuangan dalam melawan perdagangan obat terlarang menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh dunia,” ujar Mujica.