RANCAH POST – Kerusuhan terjadi antara polisi dengan demonstran anti-pemerintah di Thailand. Polisi terpaksa harus gunakan kekerasan karena pendemo berusaha menghalangi proses pemilu.
“Saya meminta pendemo berhenti melakukan kekerasan, menduduki gedung dan menyerang petugas,” ujar juru bicara Kepolisian Thailand, Piya Uthayo, Kamis (26/12/2013).
Thailand dijadwalkan menggelar pemilu parlemen pada 2 Februari 2014. Pemilu diadakan sebagai konsekuensi atas pembubaran parlemen yang dilakukan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra.
Yingluck berharap rencana pemilu akan meredakan aksi protes yang telah terjadi sejak bulan lalu. Namun, demonstran menegaskan tidak akan berhenti melakukan aksinya sebelum Yingluck mundur dari pemerintahan.
Kelompok anti-pemerintah melihat Yingluck sebagai boneka kakaknya yang juga mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra. Thailand memanas setelah Yingluck berusaha memberikan amnesti kepada Thaksin yang kini hidup dalam pengasingan untuk menghindari vonis penjara terkait kasus korupsi.
Pemimpin demonstrasi Thailand, Suthep Thaugsuban, berambisi membersihkan Thailand dari Dinasti Shinawatra. Dia mengusulkan pembentukan Dewan Rakyat untuk menggantikan pemerintahan Yingluck.