RANCAH POST – Kelompok anti-Pemerintah Thailand dilaporkan memanjat tembok kantor PM Yingluck Shinawatra. Mereka berhasil memasuki sampai ke halaman, namun segera pergi ketika berhadapan dengan barikade keamanan.
Aksi berani para pendemo ditujukan agar kepolisan Thailand segera meninggalkan kantor pemerintah pusat itu. Saat mereka masuk ke Istana PM, pasukan anti huru-hara Thailand sama sekali tidak melakukan tindakan represif kepada para demonstran. Mereka hanya menghadang para demonstran untuk masuk lebih jauh.
Pada Senin 9 Desember 2013 sekira 160 ribu demonstran berhasil menduduki kantor PM Yingluck. Aksi mereka berhasil memaksa PM Yingluck Shinawatra untuk menggelar pemilu Februari 2014.
Kamis (12/12/2013), sejak protes 9 Desember 2013, kantor PM Thailand pun dijaga ketat oleh keamanan Thailand.
Walau PM Yingluck sudah menawarkan solusi dengan mengadakan pemilu, namun para pendemo -yang dikenal sebagai kelompok “Kaus Kuning”- tegas menolak ajakan pemilu. Mereka tetap pada pendirian awal, untuk meminta dibentuknya Dewan Rakyat yang akan bertugas menjalankan roda pemerintahan Thailand selama masa transisi.
Unjuk rasa Thailand dua hari belakangan sudah mulai sedikit mereda. Hanya saja, kelompok “Kaus Kuning” tetap melakukan lobi ke beberapa pemangku kekuasaan, termasuk dengan militer Thailand.
Tetapi usaha mereka menemui jalan buntu ketika militer Thailand menolak ajakan untuk berpihak kepada demonstran yang dipimpin Mantan Wakil PM Suthep Thaugsuban.
Tidak sampai disitu saja, posisi kelompok “Kaus Kuning” semakin terdesak ketika Mantan PM Thailand Abhisit Vejjajiva diseret ke pengadilan atas dugaan pembunuhan terhadap kelompok “Kaus Merah”. Kelompok tersebut selama ini dikenal sebagai pendukung keluarga Shinawatra 2010.
Sebelumnya Abhisit melalui Partai Demokrat sudah menyatakan dukungan atas “Kaus Kuning” dan dirinya sempat ikut berdemo dengan kelompok ini.