RANCAH POST – PM Thailand Yingluck Shinawatra tolak tuntutan dari massa anti-pemerintah yang ingin menyeretnya untuk mundur dari pemerintahan. Menurut Yingluck, permintaan massa itu bertentangan dengan konstitusi.
“Apapun akan saya lakukan untuk membuat rakyat bahagia. Tetapi sebagai perdana menteri, apa yang harus saya lakukan harus sesuai dengan konstitusi,” ujar Yingluck, Senin (2/12/2013).
“Permintaan (pendemo yang memintanya mundur) tidak bisa dilakukan karena bertentangan dengan konstitusi,” lanjutnya.
Meski menolak untuk mundur, adik dari mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra itu siap untuk melakukan pembicaraan dengan pihak pendemo. “Saya terbuka untuk negosiasi dengan para pendemo,” ujar Yingluck.
Demonstrasi anti-pemerintah pecah setelah Yingluck berusaha memberikan amnesti kepada Thaksin. Mantan Perdana Menteri Thailand tersebut kini hidup di pengasingan untuk menghindari vonis korupsi dari pengadilan.
Suthep merupakan mantan Wakil Perdana Menteri pada masa pemerintahan Abhisit Vejjajiva. Keduanya adalah tokoh penggerak kelompok kaus kuning yang berperan besar dalam menjatuhkan Thaksin tujuh tahun lalu.
Situasi di Kota Bangkok dilaporkan semakin memanas. Demonstran berusaha menduduki kantor Perdana Menteri Thailand yang direspons pemerintah dengan memberlakukan jam malam.
Pada Minggu 1 Desember 2013, massa anti-pemerintah mengepung kantor perdana menteri dan berupa untuk masuk ke dalam wilayah gedung pemerintahan itu. Tindakan dari para pendemo ini memaksa PM Yingluck untuk kabur dari kantor perdana menteri dan dilarikan ke lokasi yang tidak diketahui.