RANCAH POST – Kelakuan Edward Snowden yang bocorkan dokumen rahasia dari lembaga intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), telah menimbulkan guncangan. Akibatnya, direktur badan intelijen tersebut pun ditawari pensiun.

Seorang pejabat tinggi AS yang menolak disebutkan namanya mengatakan, “Direktur NSA Jenderal Keith Alexander ditawarkan untuk pensiun.” Tawaran itu terkait penguakan dokumen rahasia NSA ke publik oleh Edward Snowden pada Juni 2013.

Tawaran yang belum pernah dilaporkan ke media sebelumnya tersebut dibantah oleh Pemerintah Presiden Barack Obama. Namun hal itu menunjukkan penguakan Snowden telah mengguncang NSA.

Sementara tindakan penyadapan yang dilakukan oleh NSA masih terus diselidiki. Sebuah panel pengawas keamanan akan memberikan laporannya mengenai penyadapan ini dan diperkirakan bisa mengubah cara kerja mata-mata Pemerintah AS.

Panel berisi lima orang ini menyita dan memeriksa data yang diambil dari NSA. Mereka juga melakukan pemeriksaan terhadap staf logistik. Namun masih ada pihak yang meragukan independensi panel tersebut.

“Panel ini dibuat oleh pemerintah dan untuk itu tentunya memiliki kekurangan kredibilitas sebagai panel independen,” menurut Direktur The Open Technology Institute Sacha Meinhrath, Senin (25/11/2013).

Kredibilitas independensi amat penting dalam memeriksa penyadapan ini. Bila hasil dari penyelidikan diadopsi oleh Pemerintah Obama, bukan tidak mungkin aturan itu bisa membuahkan konsekuensi buruk pada perusahaan teknologi seperti Google Inc., Microsoft Corp., Facebook Inc., Apple Inc., serta perusahaan lainnya.

Ulah Snowden yang membocorkan dokumen rahasia itu ke media membuat pusing Amerika. Akibat dokumen Snowden hubungan Indonesia dan Australia kini memanas, setelah adanya pengungkapan bahwa Australia menyadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Hingga kini Australia belum meminta maaf kepada Indonesia. Perdana Menteri Australia Tony Abbott sebelumnya hanya menyatakan penyesalannya.

Share.

Leave A Reply