RANCAH POST – Di saat dunia berlomba-lomba untuk memberikan bantuan kepada korban Topan Haiyan di Filipina, rakyat China malah menolak untuk memberi bantuan. Alasannya sepele, hanya karena China terlibat sengketa wilayah dengan Filipina.
Namun menurut Kementerian Luar Negeri China, sikap tersebut tidak merefleksikan pandangan dari seluruh rakyat China. Pemerintah China pun mengumumkan akan memberikan bantuan tambahan sebesar USD1,64 juta atau sekira Rp18,8 miliar (Rp11.467 per USD).
Sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, China awalnya akan memberikan bantuan hanya sebesar USD200 ribu atau sekira Rp2,2 miliar. Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan yang diberikan oleh Jepang, Inggris, dan Selandia Baru. Bahkan Indonesia memberikan bantuan yang jumlah mencapai USD2 juta atau sekira Rp22,9 miliar.
Banyak rakyat China berceloteh di situs Sina Weibo -situs yang menyerupai Twitter- yang mengatakan, Pemerintah China seharusnya tidak memberikan apapun kepada negara yang terlibat ketegangan diplomatik. Khususnya terkait dengan persengketaan wilayah di Laut China Selatan.
“Demi Tuhan, jangan berikan apa-apa kepada mereka (Filipina),” ujar salah satu pengguna situs itu, Jumat (15/11/2013).
“Kita sudah memberikan mereka segala macam di masa lalu,” lanjutnya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Qing Gang mengatakan, dirinya yakin bahwa sebagian besar warga China merasa simpati dengan apa yang dialami Filipina. Gang yakin, warga yang menolak memberikan bantuan itu hanya sedikit jumlahnya.
“Saya tidak tahu berapa banyak komentar yang merebak di internet, tapi saya yakin China adalah sebuah negara yang memiliki banyak simpati. Rakyat kami cinta perdamaian dan senang berbuat baik,” tutur Gang.
“Saya yakin, bahwa sebagian besar warga China sangat simpati dengan situasi yang dialami oleh rakyat Filipina,” jelasnya.
Topan Haiyan melanda Filipina pada Jumat 8 November 2013 lalu. Korban tewas saat ini masih simpang siur, Pemerintah Filipina mengatakan jumlah korban mencapai 2.357 jiwa, sementara PBB menyebutkan korban jiwa mencapai 4.460 jiwa.