RANCAH POST – Kita Ketahui opium dikenal sebagai bahan dasar dari sejumlah obat-obatan terlarang seperti kokain, morfin dan heroin. Di Afganistan panen opium telah mencapai angka level tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan panen Opium pada tahun ini telah naik 36 persen dari tahun lalu. Di samping itu, jumlah ini adalah yang terbesar dalam satu dekade terakhir semenjak Afghanistan
menyatakan perang terhadap obat-obatan terlarang.
Penyumbang terbesar panen opium di Afghanistan ada di Provinsi Helmand. Di mana di wilayah tersebut pasukan Inggris berencana untuk menarik diri. Keuntungan yang bisa didapat dari panen opium kali ini juga sangat menggiurkan yaitu sebesar Rp1,16 triliun. Sebagian besar keuntungan tersebut diduga digunakan untuk mendanai milisi Taliban.
Kenaikan panen dari opium diperkirakan karena beberapa faktor. Di antaranya adalah penarikan tentara keamanan dari Afghanistan di tahun depan, kenaikan harga opium dan kurangnya perhatian politisi Afghanistan terhadap masalah ini.
“Kita memiliki masalah serius, tanpa adanya dukungan internasional dan tanpa adannya bantuan yang berarti, negara ini akan menjadi negara yang penuh dengan narkotika,” Ujar Pejabat PBB Urusan Narkotika dan Kriminal, Yuri Fedotov.
Helmand sendiri adalah pengahasil setangah dari opium seluruh Afghanistan. Untuk mencegah masalah tersebut pasukan Inggris dibantu Amerika Serikat telah melakukan perlawanan terhadap pelaku penanaman dan penadah opium selama 12 tahun.
Tidak hanya dari pihak asing, pemerintah lokal Helmand juga mendorong rakyatnya untuk beralih menanam gandum. Tetapi karena hasil gandum tidak bisa menghidupi mereka, para petani tersebut kembali beralih kepada opium.