RANCAH POST – Sejumlah massa yang mengenakan kaos bertuliskan #2019GantiPresiden terlihat memadati arena CFD (car free day) di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta.
Massa yang diperkirakan jumlahnya mencapai ribuan itu berkumpul di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (29/4/2018).
Massa yang mengenakan kaos #2019GantiPresiden yang berada di sisi timur Bundaran HI juga membentangkan spanduk dengan tulisan yang sama sembari meneriakkan yel-yel.
“Ganti, ganti, ganti presiden! Ganti presiden tahun depan!” teriak massa.
Massa kemudian bergerak ke sisi barat Bundaran HI. Di sana, mereka juga meneriakkan yel-yel dan bernyanyi sembari berjalan.
Salah seorang warga yang memakai kaos #2019GantiPresiden, Irwansyah (35) mengatakan bahwa aksi dilakukan atas inisiatif sendiri. Irwansyah membantah kalau massa digerakkan kelompok tertentu.
Irwansyah juga mengklaim bahwa bergeraknya massa merupakan bentuk keprihatinan terhadap kepemimpinan negara.
“Yang kami rasakan ada tumpang tindih dalam ekonomi, hukum, dalam ketenagakerjaan juga seperti itu. Kepada presiden yang baru, kami meminta banyak hal, Kami ingin perubahan benar-benar terwujud ke arah yang lebih baik dari presiden yang baru,” ujar Irwansyah.
Irwansyah juga mengaku bahwa massa ada yang mencetak sendiri dan membeli kaos #2019GantiPresiden. Aksi lanjutan, kata Irwansyah, akan terus dilakukan hingga nanti pada Pilpres 2019 terilih pemimpin baru.
“Kami akan berjuang, kami sebagai warga negara ingin perubahan untuk bangsa dan negara,” kata Irwansyah.
Hal senada diutarakan relawan Rumah Pejuang Indonesia (RPI) cabang Bojonegoro, Edi Susilo.
Menurut Edi, gerakan #2019GantiPresiden dalam momentum car free day di Bundaran HI beranjak dari kesadaran masyarakat.
“Bisa dilihat, bajunya beda-beda. Saya sendiri datang jauh-jauh dari Solo untuk mensosialisasikan gerakan ini,” ucap Edi.
Rumah Pejuang Indonesia (RPI), sebagaimana diterangkan Edi, merupakan salah satu ormas yang mengusung gerakan dengan tagar 2019GantiPresiden.
BACA JUGA: Kunjungi Asmat, Presiden Jokowi Diberi Nama ‘Kambepit’
Gerakan ini disosialisasikan agar pada tahun 2019 mendatang Indoenesia mempunyai pemimpin baru. “Kita ingin presiden baru yang sah secara konstitusional,” tandas dia.